Friday 23 July 2010

PEMBINAAN USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG AIR TAWAR (Chanos chanos Forsk)
MELALUI PEMBERDAYAAN KELOMPOK DI KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI
PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh : Abdul Karim Anwar


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi dan Kinerja Usaha
4.1.1 Keadaan Umum
Kelompok budidaya ikan bandeng air tawar Mina Sejahtera berada dalam wilayah administrasi Desa Talun, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Secara geografis Kecamatan Kayen terletak pada koordinat 110o.50”- 111o.15” Bujur Timur dan 6o.25” - 7o. Lintang Selatan.

Batas-batas wilayah administrasi Desa Talun adalah sebagai berikut :
• Sebalah Utara : Ds. Wuwur Kec. Gabus Kab. Pati
• Sebelah Selatan : Ds. Pesagi Kec. Kayen Kab. Pati
• Sebalah Barat : Ds. Bulung Cangkring Kec. Jekulo Kab. Kudus
• Sebelah Timur : Ds. Boloagung Kec. Kayen Kab. Pati
Luas wilayah seluruhnya adalah 922,80 Ha dengan pembagian wilayah menurut penggunaannya terdiri dari :
• Perumahan dan pekarangan : 46,74 ha
• Sawah irigasi teknis : 416 ha
• Tanah bekas rawa : 159 ha
• Kolam/tambak : 162 ha
• Sungai : 3,5 km
• Tegalan dan lain-lain : 46,76 ha
• Pemukiman : 109,06 ha

Secara umum kondisi sumberdaya alam di Desa Talun adalah sebagai berikut :
• Derajat Keasaman (PH) tanah : 6 – 7
• Hujan/bulan kering : 4 – 6 bln
• Suhu Rata – rata : 22 – 32 ÂșC
• Kondisi Geografis : Tinggi dari permukaan laut 13 m dpl
• Jenis tanah : Alluvial
• Type iklim : Type C
• Cuhan Hujan : 2.051 ml
• Hari hujan : 149 hari

Menurut formulir isian monografi kecamatan, jumlah total penduduk yang ada di Kecamatan Kayen pada bulan Juli- Desember tahun 2009 sebesar 82.555 jiwa. Secara umum data rincian pemetaaan penduduk yang tersebar di Kecamatan Kayen yaitu sebagai berikut :
a) Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia
• Usia 0 – 6 th : 11.935 jiwa
• Usia 7 –12th : 16.320 jiwa
• Usia 13 – 18 th : 19.211 jiwa
• Usia 19 – 24 th : 15.962 jiwa
• Usia 25 – 55 th : 9.885 jiwa
• Usia 56 – 79 th : 4.896 jiwa
• Usia > 80 th : 4.346 jiwa
b) Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
• Belum/ tidak tamat : 4 jiwa
• Tamat SD/ Sederajat : 1.521 jiwa
• Tamat SLTP/ Sedeajat : 567 jiwa
• Tamat SMU/ Sederajat : 294 jiwa
• Tamat Akademi/ Sederajat : 52 jiwa
• Tamat Perguruan Tinggi : 71 jiwa
• Buta Huruf : 2 jiwa
c) Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
• Petani : 35.050 jiwa
• Pengrajin/ Industri kecil : 20.840 jiwa
• Buruh tani : 20.100 jiwa
• Buruh Bangunan : 3.340 jiwa
• Pedagang : 1.080 jiwa
• Pengangkutan : 560 jiwa
• PNS : 450 jiwa
• TNI : 8 jiwa
• Pensiunan (PNS/ TNI) : 350 jiwa

4.1.2 Kondisi Kelompok Mina Sejahtera
Pada Awal usaha budidaya ikan bandeng air tawar di Desa Talun Kecamatan Kayen diprakarsai oleh Bapak Nur Salim yang melakukan usaha budidaya ikan bandeng air tawar setelah belajar dan mengamati proses usaha tersebut di Lamongan, Jawa Timur. Pada mulanya, beliau yang berniat melanjutkan pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi yang ada di Lamongan, diperkenalkan dengan usaha budidaya ikan bandeng air tawar yang pada saat itu telah ada dan berkembang terlebih dahulu di daerah Lamongan. Tertarik dengan usaha tersebut, serta melihat potensi besar yang ada maka setelah lulus dan pulang ke desanya beliau mulai memperkenalkan usaha budidaya ikan bandeng air tawar tersebut kepada masyarakat sekitar.
Di periode awal tahun1997, bapak Nur Salim mulai memperkenalkan serta meyakinkan masyarakat desa Talun pada usaha budidaya ikan bandeng air tawar. Namun banyak kendala yang dihadapi dalam meyakinkan masyarakat, bahkan banyak juga warga yang menolak akan usaha tersebut. Pada akhirnya beliau dipertemukan dengan bapak Haji Muchamad Amir, kemudian dengan usahanya untuk meyakinkan maka di ajak ke Lamongan dan membeli nener ikan bandeng serta di uji cobakan di kolam yang ada di Desa Talun. Alhasil, lahan tidur yang tidak bisa di manfaatkan itu, setelah di uji cobakan budidaya polikultur ikan bandeng air tawar dengan ikan mas pada areal seluas 1 hektar berhasil serta menghasilkan panen ikan bandeng yang cukup melimpah. Sebagian hasil panen oleh mereka dibagikan kepada seluruh penduduk yang ada di Desa Talun dan setelah kejadian itu maka animo masyarakat untuk membudidayakan bandeng air tawar mulai tumbuh yang diindikasikan dengan semakin banyaknya warga masyarakat mengikuti usaha bandeng air tawar.
Pada awal tahun 1998 setelah warga masyarakat Desa Talun mulai banyak melaksanakan kegiatan budidaya ikan bandeng air tawar, maka timbul masalah dalam hal keamanan. Masyarakat dari luar desa Talun yakni dari desa atau kecamatan tetangga pada berdatangan ke tambak di Desa Talun untuk mencuri ikan yang dipelihara. Pada awalnya niat mereka adalah memancing ikan, namun pada perkembangannya berubah menjadi aksi pencurian massal dengan semakin banyak orang yang berdatangan sehingga kondisi tersebut sangat mengancam usaha budidaya ikan bandeng air tawar di Desa Talun. Melihat kejadian itu, bapak Maksum berinisiatif mengajak saudara-saudaranya untuk membentuk sebuah kelompok pembudidaya dengan nama kelompok pembudidaya ikan “Mina Sejahtera:. Kegiatan kelompok ini meliputi kegiatan usaha penggelondongan dan usaha pembesaran ikan bandeng air tawar dengan prioritas utama menjaga kondisi keamanan tambak tetap stabil.
Pada tanggal 23 Mei 2008, kelompok Mina Sejahtera yang diketuai oleh Bapak Maksum oleh Dinas Kelautan dan Perikanan dibagi menjadi 5 sub kelompok. Adapun kelima sub kelompok tersebut adalah sub kelompok pembenihan, sub kelompok pengolahan, sub kelompok budidaya, sub kelompok produksi pakan, dan sub kelompok pemasaran.

Jenis pembinaan yang pernah dilakukan pada kelompok Mina Sejahtera baik oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati maupun instansi terkait lainnya yaitu:
a. Pada tanggal 20 Agustus tahun 2008 kelompok Pelaku Utama bidang Perikanan "Mina Sejahtera" bersama-sama dengan Penyuluh Perikanan Kabupaten Pati mengadakan studi banding di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. Diharapkan mereka dapat mengenal peralatan budidaya yang baik, sistem budidaya dan hasil-hasil penelitian yang ada korelasinya dengan usaha mereka. Walaupun kegiatan hanya sehari tetapi upaya ini tidak berhenti disini tetapi ada tindak lanjut dengan terjalinya hubungan baik ini, setiap saat BBPBAP Jepara membuka diri untuk menerima para Pelaku Utama dan Usaha untuk belajar dan memecahkan permasalahan dalam budidaya ikan Bandeng dan Udang Vanname yang di kembangkan di Talun. Hasil studi banding ini merupakan langkah awal membuka jalinan kerjasama antara pembudidaya ikan dan udang warga desa Talun dengan BBPBAP Jepara yang memiliki peralatan dan laboratorium lengkap. Harapan ke depan dapat meningkatkan produksi yang optimal dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
b. Mengikuti pelatihan di Desa Talun, kecamatan Kayen, kabupaten Pati pada tanggal 21 Juli - 25 Juli 2008. Pelaksanaan pelatihan bekerjasama dengan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara. Instruktur berasal dari BBPBAP Jepara, Dinas Kelautan dan Perikanan Pati. Topik pelatihan adalah Budidaya Ikan Bandeng dan Udang Vanname pada salinitas rendah.
c. Pelaksanan magang di BPPP Tegal pada tanggal 24 November - 30 November 2008. Peserta magang pelaku Utama bidang Pengolahan Hasil Perikanan sejumlah 5 orang dengan didampingi oleh 1 orang Penyuluh Perikanan. Upaya peningkatan kasitas pelaku Utama dan Usaha diharapkan bisa meningkatkan pendapatan ibu-ibu sebagai pendamping suami, menambah nilai tambah barang mentah menjadi olahan dan merubah bentuk. Usaha pengolahan hasil perikanan yang ditekuni antara lain ; Bandeng Tanpa Duri, Pengasapan ikan, Bakso Tombro, Nugget, Dendeng Tombro dan sebagainya. Upaya meningkatkan nilai tambah tersebut terdapat kendala dalam pemasaran, usaha pengolahan hasil tersebut sangat penting dan mendukung keberhasilan usaha pengolahan.
d. Kegiatan magang pembesaran ikan air tawar merupakan upaya untuk meningkatkan Kapasitas Pelaku Utama dan Usaha bidang Pembesaran Ikan dilaksanakan pada tanggal 24 November - 29 November 2008.
e. Penumbuhan dan revitalisasi kelompok bidang perikanan dimaksudkan untuk memudahkan dalam pembinaan, pengelolaan dan pengembangan kelompok.
f. Diskusi kelompok dengan penyuluh Dempond dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sumedang.
Pembinaan kelompok yang telah dilaksanakan belum memberikan dampak secara signifikan terhadap tingkat kemampuan anggota kelompok Mina Sejahtera dalam menjalankan peran dari sebuah kelompok pembudidaya. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam kelompok Mina Sejahtera memiliki kesenjangan dalam menjalankan peran kelompoknya. Oleh karena itu, pembinaan kelompok yang telah dilaksanakan perlu ditindaklanjuti sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan kelompok terutama para pelaku usaha budidaya ikan bandeng air tawar yang menjadi ciri khas pada kelompok Mina Sejahtera.

Apabila kegiatan pembinaan kelompok Mina Sejahtera di Desa Talun dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, maka kelompok tersebut dapat menjalankan perannya lebih baik yaitu sebagai kelas belajar mengajar, unit produksi perikanan dan wahana kerjasama. Sehingga keberadaan kelompok Mina Sejahtera dapat mempercepat perkembangan usaha perikanan di wilayah Kecamatan Kayen, dengan cara menjadikan kelompok tersebut sebagai kelompok teladan bagi para pembudidaya lain yang berada di desa lain, baik secara perorangan maupun yang tergabung dalam sebuah kelompok pembudidaya.

4.2 Potensi dan Kinerja
4.2.1 Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Lahan
Kabupaten Pati mempunyai potensi yang cukup besar di bidang budidaya tambak yakni seluas 10.604,52 Ha. Untuk budidaya ikan bandeng air tawar sendiri di Kecamatan Kayen telah dimanfaatkan kolam seluas 162 Ha yang terbagi atas kolam pembesaran seluas 151 Ha dan kolam penggelondongan seluas 11 Ha. Pada awal usaha budidaya ikan bandeng air tawar ini sebelumnya hanya memanfaatkan lahan dari bekas sebaian areal persawahan padi dan palawija, namun sejalan dengan perkembangannya maka pemanfaatan lahan budidaya telah dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini diindikasikan dari lahan yang awalnya kurang dari 7 Ha, setelah adanya kegiatan budidaya ikan bandeng sistem polikultur maka berkembang menjadi 162 Ha dengan kombinasi beberapa sistem usaha yang ada.
Tingkat pemanfaatan lahan memberikan indikasi terhadap intensitas penggunaan lahan dalam kegiatan usaha budidaya ikan bandeng air tawar kelompok Mina Sejahtera. Intensitas penggunaan lahan tersebut dibuktikan oleh luas lahan dan lama waktu efektif dari usaha penggunaan suatu satuan lahan. Dalam waktu lima tahun terakhir ini, budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen menunjukan perkembangan yang sangat pesat, baik luas lahan maupun produksinya.

4.2.2 Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Dalam usaha budidaya ikan bandeng air tawar, ketersediaan sarana dan prasarana sangat menunjang untuk keberhasilan suatu kegiatan budidaya. Sarana budidaya adalah peralatan yang diperlukan langsung dalam kegiatan produksi, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang dapat menunjang kegiatan produksi.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan budidaya ikan bandeng air tawar di Desa Talun berikut ini.

No Jenis Jumlah Satuan
1 Benih Ikan Bandeng 3.500 Ekor
2 Pakan Buatan (pellet) 3.800 Kg
3 Pupuk Organik 4.000 Kg
4 Pupuk Anorganik (urea) 500 Kg
5 Pupuk Anorganik (SP36) 500 Kg
6 Saponin 150 Kg
7 Kapur 1000 Kg
8 Probiotik 1 paket
9 Jala Tebar ukuran diameter 7 meter 1 Unit
10 Saringan Hitam 20 Meter
11 Saringan hijau 30 Meter
12 Timbangan (5 kg) 2 Buah
13 Ember 4 Buah
14 Gayung 4 Buah
15 Alat Ukur 1 Unit
Sumber :Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati 2009

Perolehan sarana dan prasarana produksi perikanan yaitu dengan cara membeli sendiri dengan sistem pembayaran kontan kepada unit penyedia Sarana Produksi Perikananan (SAPROKAN) yang ada di Kabupaten Pati. Jenis pupuk yang biasa digunakan pembudidaya adalah urea dan TSP, Sedangkan jenis obat-obatan adalah saponin dan nutritfish (obat perangsang makan). Jenis saprokan ini dapat dengan mudah ditemui serta tersedia dalam jumlah yang cukup memadai untuk memenuhi usaha budidaya ikan bandeng air tawar.
Untuk kebutuhan nener dalam kegiatan usaha budidaya ikan bandeng air tawar masih cukup terpenuhi dengan mendatangkan nener dari daerah Juwana atau Lamongan. Pada umumnya pembudidaya masih menggunakan teknologi yang sederhana sehingga pakan yang diberikan masih mengandalkan pakan alami yaitu berupa klekap.

4.2.3 Pola Tanam
Pola tanam adalah pola kegiatan penebaran dan pemanenan ikan bandeng yang dibudidayakan dalam kolam selama periode tertentu. Faktor penentu dari pola tanam adalah tersedianya nener secara musiman dan air yang layak bagi kebutuhan budidaya. Proses budidaya ikan bandeng air tawar memerlukan pola tanam yang baik dan disesuaikan dengan kondisi sumberdaya alam yang tersedia. Tujuan dari pola tanam yaitu untuk mengatur penanaman dan menjaga agar produksi bandeng air tawar tetap tersedia secara kontinyuitas. Lama pemeliharaan untuk pembesaran ikan bandeng air tawar yaitu 3-4 bulan jadi dalam satu tahun ada 3 atau 4 siklus pola tanam.
Lama pemeliharaan ikan bandeng air tawar pada segmen pembesaran yang ada di Desa Talun Kecamatan Kayen rata – rata 60 hari, sehingga dalam satu tahun dilakukan panen sebanyak 3 -4 kali dengan waktu isterahat 1 bulan. Pola tanam seperti ini rata – rata sudah diterapkan oleh para pembudidaya ikan bandeng air tawar. Akan tetapi semuanya bergantung pada keadaan cuaca karena pada kondisi banjir para pembudidaya hanya dapat melakukan panen sebanyak satu kali disebabkan resiko yanga ada. Biasanya pada pertengahan bulan Juli sampai Desember banjir selalu mengenangi kawasan tambak milik pembudidaya. Selain itu juga, faktor finansial mempengaruhi kegiatan budidaya yaitu dalam hal penyediaan modal untukpembelian nener ikan bandeng air tawar, sehingga apabila kondisi keuangan yang mereka miliki apabila tidak ada maka kegiatan budidayapun tidak dilakukan.

4.2.4 Kinerja Produksi
Secara umum para pelaku pembudidaya ikan bandeng air tawar Mina Sejahtera di Desa Talun dalam melaksanakan kegiatan produksi masih menggunakan sistem tradisional yang mengandalkan pakan alami sehingga hasil produksi belum tercapai maksimal. Untuk keragaan produksi perikanan di desa Talun dapat dilihat sebagai berikut:

No Unit Usaha Volume Produksi Pemasaran
1 Penggelondongan ± 10.000 – 800.000 kg/nener/thn Waduk Kedung Ombo Kab. Sragen Prov. Jateng, Waduk Jatiluhur Kab. Purwakarta Prov Jabar, Kab Pati dan sekitarnya.
2 Pembesaran ± 3,5 – 4 ton/thn
Sumber. Data PA (2010)

Produksi rata-rata dari 24 RTP yang bergerak pada segmen pembesaran adalah 2.854,167 kg/ bulan dengan total produksi yang dihasilkan sebesar 68.500 kg/ bulan. Jika dalam satu tahun terdapat sejumlah 3-4 kali siklus produksi, maka estimasi produksi yang dihasilkan bisa mencapai 8.562,501 – 11.416,668 kg atau 8,5 – 11,5 ton/ tahun. Namun saat ini baru menghasilkan 3,5-4 ton/ tahun sehingga terjadi kekurangan sebesar 5 - 7,5 ton/ tahun. Hal ini disebabkan oleh pola tanam yang hanya bisa menghasilkan satu siklus panen akibat banjir rutin yang terjadi di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.

4.2.5 Kinerja Pemasaran
Rantai pemasaran budidaya ikan bandeng pada kelompok Mina Sejahtera di Kecamatan Kayen melibatkan pendeder, pengumpul, pengecer dan konsumen. Di Kecamatan Kayen tidak terdapat lembaga pemasar benih/ nener ikan bandeng sehingga biasanya nener dibeli dari pengumpul yang ada di daerah Juwana dan Lamongan (jawa Timur) kemudian nener hasil pendederan dijual ke pengumpul atau pendeder yang ada di desa Talun.
Menurut sumber informasi yang diperoleh dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati serta wawancara langsung dengan pembudidaya, pemasaran ikan bandeng air tawar yang dilakukan di Kecamatan Kayen melalui tengkulak atau di Tempat Pelelangan Hasil Tambak (TPHT) kemudian dipasarkan ke daerah Juwana, Semarang, Kudus, wilayah waduk Kedung Ombo Kabupaten Sragen, Jatiluhur Kabupaten Purwakarta, dan kepada para pembakul yang ada di wilayah Kayen dan sekitarnya.

4.2.6 Kinerja Lembaga Penunjang
Keberhasilan proses budidaya ikan bandeng air tawar tidak terlepas dari peran beberapa lembaga penunjang yang ada di Desa Talun Kecamatan Kayen. Kondisi lembaga penunjang telah diuraikan di Bab sebelumnya (Bab III), maka setelah dilakukan evaluasi maka akan terlihat kinerja lembaga penunjang yang ada di Desa Talun. Untuk lebih jelas analisa kelembagaan yang menunjang di Desa Talun dirinci berikut ini.

No Lembaga Masalah Potensi
1. BRI/BNI/BANK JATENG BKK/BPR : Peryaratan dan tingkat kepercayaan perbankan masih kurang Bunga tinggi,Tersedianya dana untuk pengembangan usaha
2. Kios Saprokan ,Pasar, Kios Konsumsi : Harga tidak sesuai dan tidak stabil, Belum mencukupi kebutuhan,Membantu sarana produksi dan kebutuhan masyarakat
3. KUD / Koperasi : Pelayanan belum optimal,Tersedianya sarana produksi dana dan pemasaran hasil.
4. Kelompok Pembudidaya Ikan: Teknologi sederhana, Permodalan
SDM , Wadah Pembinaan dan Pengembangan Usaha Perikanan
5. DKP / Penyuluh Perikanan : Pembinaan belum optimal,Kurangnya sarana teknis, Membina dan fasilisator kelompok usaha perikanan
Sumber: Data Praktek Akhir (2010)

4.2.7 Kinerja Lembaga Penyuluhan
Kelembagaan penyuluhan perikanan di Kecamatan Kayen belum ada sehingga kegiatan penyuluhan diselenggarakan dan masih di bawah koordinasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang Penyuluhan Perikanan.nJumlah pegawai (SDM) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten secara resmi ada 72 orang PNS dan 12 pegawai honorer, sedangkan ketenagaan yang membidangi Penyuluhan sejumlah 17 orang PNS dan 1 orang CPNS.
Kelompok Mina Sejatera merupakan bagian dari binaan Penyuluh Perikanan Kecamatan Kayen. Sehingga Penyuluh Perikanan Kecamatan Kayen sangat berperan aktif dalam kegiatan pembinaan kelompok Mina Sejahtera. Bahkan, selama pelaksanaan praktek akhir (PA), upaya pengembangan kemampuan kelompok telah diwujudkan dengan bekerjasama dengan pengurus Mina Sejahtera, sehingga terbentuk rancangan program pengembangan kemampuan kelompok yang diketahui oleh pihak Desa Talun dan Kecamatan Kayen, serta Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Pati.

Para penyuluh melakukan pertemuan setiap 1 bulan sekali yang lokasinya disesuaikan oleh kesepakatan bersama, biasanya di luar kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati bahkan tidak jarang melakukan pertemuan di tambak di Desa Talun dengan berbagai kegiatan seperti evaluasi penyuluhan atau juga untuk melaporkan tentang kegiatan yang telah dilakukan di wilayah binaannya.

4.3 Pengembangan usaha
4.3.1 Pengembangan Bisnis Perikanan
Program Akselerasi dan Sosialisasi Teknologi Inovasi Kelautan dan Perikanan (Prasasti Mina) di Kabupaten Pati saat ini sudah mulai menginjak tahun ketiga yang dimulai sejak tahun 2007 yang lalu. Berdasarkan road map program prasasti mina di Kabupaten Pati bahwa pada tahun ketiga ini adalah pemantapan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Kegiatan tersebut diantaranya adalah pemantapan model kerjasama kelembagaan bisnis perikanan, pemantapan aplikasi introduksi teknologi perikanan, pemantapan diversifikasi komoditas perikanan, dan pemantapan integrasi usaha bisnis perikanan.
Sejauh ini pelaksanaan kegiatan di awal tahun 2010 ini adalah melanjutkan kegiatan yang belum terselesaikan pada tahun kedua. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Kelompok
Pelaksanaan kegiatan pertemuan kelompok pada Bulan Januari 2010 dilakukan pada kelompok Mina Sejahtera. Pelaksanaan pertemuan ini berkaitan dengan penempatan Keramba Jaring Apung menjelang masa-masa banjir yang ditandai dengan curah hujan yang sangat tinggi. Kegiatan pertemuan ini dilakukan di sekretariat kelompok Mina Sejahtera tepatnya pada hari Sabtu tanggal 9 Januari 2010. Dari kegiatan ini dihasilkan kesepakatan bahwa Keramba jaring apung yang ada tetap ditempatkan di “kali mati” dan dijadikan sebagai tempat penampungan induk. Namun demikian selama musim banjir nanti, pengelolaan keramba tersebut diserahkan kepada salah satu anggota kelompok.

Sejauh ini jumlah keramba jaring apung yang sudah ada di kawasan perikanan Desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten Pati sudah berjumlah 3 buah keramba. Peningkatan jumlah keramba ini merupakan bentuk respon dari anggota kelompok dalam upayanya beradaptasi dengan musim banjir yang secara rutin menimpa lokasi sasaran. Dengan demikian, meskipun musim banjir tiba tetapi pelaku utama tetap dapat mejalankan usaha mereka dengan memanfaatkan keramba yang telah mereka buat secara pribadi.
2) Uji Adaptasi
Kegiatan uji adaptasi pembesaran ikan bandeng air tawar dengan beberapa perlakuan. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan aplikasi introduksi teknologi perikanan yang sebelumnya belum pernah dilakukan di kawasan perikanan Desa Talun. Kegiatan uji adaptasi ini juga dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk kegiatan penyuluhan dimana dalam kesempatan ini sasaran pelaku utama dapat melihat langsung setiap perlakuan dalam kegiatan yang dilaksanakan. sehingga diharapkan proses adopsi inovasi dapat berjalan lebih lancar.
Pelaksanaan kegiatan uji adaptasi ini sesungguhnya merupakan salah satu upaya dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh pelaku utama dimana usaha pembesaran khususnya Ikan Bandeng Air Tawar yang selama ini dilakukan oleh para pelaku utama di lokasi sasaran masih mengandalkan pakan alami melalui proses pemupukan tanpa menggunakan pakan buatan.

4.3.2 Penerapan Teknologi
Dalam rangka mendukung Program Prasasti Mina di Desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten Pati, telah dilakukan kegiatan uji adapatasi ikan bandeng air tawar yang dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian daya adaptasi komponen-komponen teknologi yang diselenggarakan di Desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Hal ini dilakukan agar diperoleh kesesuaian teknologi dengan lokasi ataupun lingkungan pembudidayaan. Disamping untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal per satuan unit usaha pembudidayaan ikan bandeng air tawar.
Uji adaptasi ini dirancang dengan tujuan mengetahui penerapan teknis budidaya ikan bandeng dengan perlakuan pemberian pakan buatan, pakan alami, dan mix antara pakan buatan dan pakan alami, dan pengaruhnya terhadap besarnya produksi yang dihasilkan per satuan unit usaha. Kegaiatan ini dilakukan pada petakan yang luasnya sama masing-masing 7.000 m2 namun dengan padat tebar yang berbeda serta dengan tiga perlakuan pemberian pakan yang berbeda pula yakni dengan pakan buatan (Kolam “A”), menggunakan pakan alami (Kolam “B”), serta mix antara pakan buatan dan pakan alami ( Kolam “C”).
Sejauh ini, pelaksanaan kegiatan uji adaptasi ini telah memasuki bulan kedua masa pemeliharaan yang dilaksanakan mulai bulan Desember 2009 sampai April 2010. Selama proses pemeliharaan dibulan kedua ini beberapa kegiatan yang dilakukan adalah pemasangan jaring keliling, pemberian pakan, dan sampling. Pemasangan jaring keliling dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir. Dalam proses pelaksanaannya, hanya 2 kolam yang dapat dipasangi jaring keliling yakni kolam dengan perlakuan pakan buatan (Kolam ‘A’) dan kolam dengan perlakuan mix antara pakan buatan dengan pakan alami (Kolam “C”). Sedangkan untuk kolam dengan perlakuan murni pakan alami tidak sempat dilakukan pemasangan jaring keliling dikarenakan banjir yang datang tiba-tiba tepatnya pada tanggal 14 februari 2010. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan uji adaptasi sejauh ini hanya dengan 2 perlakuan yakni perlakuan murni pakan buatan dan perlakuan mix antara pakan buatan dan pakan alami.

Perlakuan lain yang dilakukan ini adalah pemberian pakan. Sejauh ini, jumlah pakan yang telah diberikan pada kolam “A” adalah sebanyak 150 kg dengan frekuensi pemberian sebanyak 2-3 kali per hari. Sedangkan untuk kolam “C”, jumlah pakan buatan yang telah diberikan sebanyak 60 kg dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 1 kali per hari. Untuk memenenuhi kebutuhan pakan alami pada kolam “C” diberikan perlakuan pemupukan dengan menggunakan pupuk UREA dan TSP dengan perbandingan 1 : 3. Perlakuan pemupukan dilakukan setiap seminggu sekali atau ketika populasi plankton dikolam sudah mulai menurun.
Sebagaimana kegiatan pemberian pakan, kegiatan sampling juga dilakukan pada 2 kolam tersebut diatas. Sebagai catatan, padat tebar ikan pada kolam “A” adalah 3 ekor/M2 (total jumlah ikan 21.000 ekor), sedangkan pada kolam kedua ditebar ikan dengan kepadatan 1 ekor/M2 (jumlah ikan yang ditebar 7.000 ekor). Dari hasil sampling yang dilakukan pada tanggal 23 Februari diketahui bahwa ukuran rata-rata ikan bandeng pada kolam “A” adalah 33 – 40 gr/ekor atau lebih kecil dibanding kolam dengan perlakuan pada kolam “C” dimana ukuran ikan rata-rata adalah sebesar 50-60 gr/ekor.

4.3.3 Tahapan Pelaksanaan
4.3.3.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan kegiatan pengeringan seluruh bagian kolam/ tambak selama 10 hari. Selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dasar tambak yang dilanjutkan dengan proses pengapuran dengan dosis masing-masing 200 Kg per petak. Hal ini bertujuan untuk membunuh bibit penyakit yang timbul. Untuk perlakuan uji adaptasi ikan bandeng dengan pakan alami (Kolam “B”) dilakukan pemupukan urea dan TSP 36 dengan dosis masing-masing 200 kg/ha , sedangkan untuk perlakuan mix pakan alami dan pakan buatan (Kolam “C”) dilakukan pemupukan dengan dosis masing-masing 100 kg/ha.
Tahap selanjutnya adalah pengeringan tahap II selama 1 minggu. Pada hari ketiga dilakukan pemupukan susulan pupuk organik masing-masing sebanyak 1000 kg dengan cara disebar secara merata keseluruh dasar tambak. Kemudian dilakukan persiapan air media dengan pengisian air seluruh petak pemeliharaan setinggi 20 cm dan pengaplikasian saponin 5 ppm untuk memberantas ikan-ikan liar. Untuk perombakan dasar kolam secara berkesinambungan dilakukan aplikasi probiotik 5 hari setelah pemberian saponin.

4.3.3.2 Tahap Pemeliharaan
a) Penebaran
Kepadatan nener yang ditebar untuk tiap-tiap perlakuan berbeda. Padat tebar nener yang ditebar untuk masing-masing perlakuan adalah 3 ekor/M2 untuk perlakuan pada Kolam “A”, 1 ekor/M2 untuk perlakuan pada kolam C, dan 0,5 ekor/M2 untuk perlakuan pada kolam B. Ukuran ikan yang ditebar berukuran 2-4 cm/ekor atau berat rata-rata 0,05 – 0,08 gr/ekor.
Kegiatan penebaran dilakukan pada saat suhu rendah yakni pada pagi hari yang terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi selama beberapa menit. Penebaran dilakukan tepatnya pada tanggal 30 Desember 2009.
b) Pengelolaan Air
Air media pada petak pemeliharaan dikelola sesuai dengan kaidah budidaya ikan bandeng. Penambahan air dilakukan 2-4 minggu setelah penebaran nener yang dilakukan secara bertahap hingga mencapai ketinggian 50 cm. kegiatan pengisian air ini dilakukan dengan pompanisasi. Pengaturan suplai air dilakukan secara langsung dimana air media pemeliharaan ditransfer dari sumber air pasok menuju ke saluran air suplai untuk kemudian dipergunakan pada petak pemeliharaan.
c) Pengelolaan Pakan Buatan
Untuk perlakuan ikan bandeng di kolam A, pengelolaan pakan menggunakan pakan dengan kandungan protein berkisar 20-30%. Dosis pakan diberikan dengan dosis menurun 30-10% dari total biomass ikan bandeng/hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyk 2-3 kali. Untuk perlakuan ikan bandeng di Kolam C menggunakan pakan yang sama dengan dosis 5% dari total biomass ikan/hari. Sedangkan untuk mensuplai pakan alami dilakukan pemupukan dengan memperhatikan kondisi air (plankton) yang ada di tambak.
Kegiatan awal pemberian pakan pada kedua perlakuan tersebut diatas dilakukan secara bersama-sama tepatnya satu bulan setelah penebaran dengan menggunakan pakan ukuran 2mm yang digantung pada sebuah kantung yang terbuat dari jarring dan menempel tepat dipermukaan air. Dari perlakuan seperti ini diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan oleh ikan pada perlakuan pertama dalam merespon terhadap pakan yang diberikan membutuhkan waktu 1,5 jam baru ikan bandeng mulai mendekati pakan, sedangkan pada perlakuan kedua membutuhkan waktu yang lebih lama mencapai 2 jam. Hal ini mungkin dikarenakan perbedaan padat tebar.
d) Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan terhadap beberapa hal, diantaranya pengamatan terhadap lingkungan sekitar tambak dan yang tidak kalah penting adalah pengamatan pertumbuhan ikan melalui kegiatan sampling. Dengan kegiatan sampling maka dapat diketahui berapa jumlah biomass ikan yang ada di dalam wadah pemeliharaan. Kegiatan sampling dilakukan secara periodik yakni setiap 1 bulan sekali. Hal ini dilakukan karena kondisi ikan bandeng yang mudah mati apabila terjadi kerusakan pada tubuhnya sehingga apabila jarak antara sampling satu dengan sampling berikutnya terlalu dekat dikhawatirkan akan meningkatkan nilai mortalitas.
Pelaksanaan kegiatan uji adaptasi sejauh ini telah dilkaksanakan dan memasuki usia 2 bulan masa pemeliharaan. Berdasarkan hasil sampling yang telah dillakukan ukuran ikan untuk kolam C sudah mencapai 50-60 g/ekor, sedangkan untuk kolam dengan perlakuan A, ukuran ikan rata-rata mencapai 33-40 g/ekor.
Dalam perjalanannya, terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan uji adaptasi ini. Kendala yang dianggap paling besar adalah datangnya musim banjir. Untuk mengantisipasi tersebut telah dilakukan pemberian pagar keliling dengan menggunkan waring. Pelaksanaan kegiatan pemagaran ini baru terlaksana pada dua kolam yakni kolam dengan perlakuan mix pakan alami dan pakan buatan (Kolam “C”) serta kolam dengan perlakuan murni pakan buatan (Kolam “A”). Sedangkan untuk kolam dengan perlakuan murni pakan alami (Kolam “B”) belum sempat dilaksanakan dikarenakan lebih dulu terendam baniir yang dating secara tiba-tiba tepatnya pada tanggal 14 Februari 2010 sehingga kegiatan pemeliharaan untuk kolam tersebut tidak dapat dilanjutkan. Hingga pada saat kedatangan kami di Lokasi Praktek Akhir di Desa Talun ini, kegiatan uji adaptasi masih tetap dilaksanakan dengan kondisi yang ada sekarang.
Pada pelaksanaan kegiatan Praktek Akhir ini penulis ikut juga bergabung serta melanjutkan pelaksanaan kegiatan pada program prasasti mina di Desa Talun. Kegiatan tersebut diantaranya adalah uji adaptasi yang hingga pada saat akhir dari pelaksanaan Praktek Akhir masih dilaksanakan. Penulis ikut serta juga dalam kegiatan pembinaan rutin melalui pertemuan kelompok ataupun melalui kegiatan kunjungan usaha. Dalam pelaksanaannya kegiatan tersebut diatas dilakukan bersama-sama dengan petugas teknis dari BBPBAP Jepara selaku UPT pendamping kegiatan prasasti mina di Desa Talun serta Penyuluh Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati. Pelaksanaan kegiatan pada bulan Februari secara umum tidak berjalan lancar yaitu terjadi salah satu kolam yang terendam banjir yakni kolam dengan perlakuan murni pakan alami (Kolam”B”). Kondisi banjir itu sendiri sebenarnya merupakan siklus tahunan yang biasa menimpa Desa Talun. Pada saat akhir pelaksanaan kegiatan Praktek Akhirpun, yaitu di awal bulan Mei, sempat terjadi banjir di Desa Talun, namun tidak mengakibatkan kerugian serta menghambat kegiatan masyarakat khususnya pembudidaya ikan bandeng air tawar.

4.4 Aksi Penyuluhan
4.4.1 Program Prioritas yang Dikerjakan
Aksi penyuluhan yang dilakukan serta telah disepakati oleh pelaku utama dalam upaya meningkatkan kemampuan usaha budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen terdiri dari beberapa kegiatan seperti: mengefektifkan kelompok dengan materi yang diberikan tentang pentingnya kelompok, mengembangkan kemampuan kelompok dengan penerapan teknologi budidaya tradisional plus, pengendalian hama dan penyakit, bimbingan administrasi kelompok, serta bimbingan dalam proses memasarkan produk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat uraian sebagai berikut:
1. Mengefektifkan Kelompok
a. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan aksi penyuluhan dengan materi yang diberikan tentang pentingnya kerjasama dan koordinasi dalam kelompok, pelaku pembudidaya ikan bandeng air tawar mampu mengelola kelompoknya dengan baik serta mampu mengkoordinasikan kelompok dengan baik. Pada kenyatannya kelompok perikanan Mina Sejahtera sangat jarang melakukan pertemuan kelompok dan dalam segi koordinasi antara anggota masih relatif kurang maksimal. Dalam hal kepercayaan kelompokpun baik antara anggota dengan ketua kelompok ataupun sebaliknya masih kurang sehingga tidak jarang terjadi konflik internal dalam kelompok. Disamping itu juga, mulai tahun 2009 sering terjadi masalah teknis ataupun non teknis dalam proses budidaya ikan bandeng air tawar sehingga kelompok sempat tidak produktif, seperti kejadian banjir yang merendami seluruh tambak yang menyebabkan kerugian bagi pihak pembudidaya.
b. Rencana Operasional
1) Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan aksi penyuluhan disesuaikan dengan hasil kesepakatan dengan pembudidaya.
2) Evaluasi
Sebelum dilakukan aksi penyuluhan mengenai kegiatan pengefektifan kelompok, maka tingkat pengetahuan pelaku usaha dinilai terlebih dahulu sebagai evaluasi awal, selanjutnya dilakukan evaluasi akhir setelah aksi penyuluhan dilakukan.
c. Aksi Penyuluhan
Aksi penyuluhan yang dilakukan yaitu Kegiatan kunjungan rumah/usaha secara rutin setiap hari, biasanya dari hari Senin sampai Kamis atau menyesuaikan dengan keadaan lapangan. Kegiatan ini awalnya dilakukan bersama–sama dengan penyuluh perikanan setempat, namun sejalannya dengan perkembangannya maka kunjungan rumah ini dilakukan sendiri. Dalam kegiatan ini dilakukan obrolan ringan dan santai kepada anggota kelompok pembudidaya dengan membahas berbagai permasalahan yang dihadapi kelompok dan alternatif permasalahannya khususnya tentang keberadaaan kelompok itu sendiri, menyampaikan informasi penting dari dinas mengenai program “Mina Politan” sebagai pengganti dari adanya program “Prasasti Mina” , menyampaikan kuisioner serta melakukan penyuluhan. Kegiatan kunjungan rumah/tempat usaha dilakukan dengan cara berkeliling dari satu rumah/tempat usaha satu ke tempat yang lain. Dalam satu hari bisa mengunjungi 3 – 5 orang pembudidaya.

2. Pembinaan Kelompok
a. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan aksi penyuluhan dengan melakukan pendampingan dan bimbingan dengan memberikan informasi teknologi yang lebih maju, pelaku usaha dapat mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi serta menerapkannya untuk meningkatkan produksi. Hal ini sangat bermanfaat bagi peningkatan kemampuan pelaku usaha dalam membudidayakan ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen.
b. Rencana Operasional
1) Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan aksi penyuluhan disesuaikan dengan hasil kesepakatan.
2) Evaluasi
Sebelum dilakukan aksi penyuluhan dengan melakukan pembinaan kelompok, maka tingkat pengetahuan pelaku usaha dinilai terlebih dahulu sebagai evaluasi awal, selanjutnya dilakukan evaluasui akhir setelah melakukan kegiatan penyuluhan.
c. Aksi Penyuluhan
Aksi penyuluhan dalam proses pembinaan dilakukan terhadap sub kelompok pengolahan “Mina Rezeki” dengan melakukan pertemuan kelompok sebanyak 2 kali pada tanggal 30 Maret 2010 (melakukan praktek pengolahan ikan bandeng asap), dan pada tanggal 27 April 2010 (melakukan praktek pengolahan empek-empek). Pada pertemuan pertama dihadiri oleh 12 orang anggota kelompok, dan pada pertemuan kedua dihadiri oleh 13 orang anggota kelompok. Selama pertemuan kelompok itu ikut hadir juga Penyuluh Perikanan Kecamatan Kayen dan di saksikan juga oleh perwakilan dari Pemerintah Desa Talun.

Metoda yang digunakan yaitu “demonstrasi cara” dengan terlebih dahulu menyampaikan materi tentang alat, bahan dan proses pelaksanaannya secara teori, selanjutnya dilakukan praktek pengolahan bersama ibu-ibu yang tergabung dalam sub kelompok Mina Rezeki Desa Talun.

Pada pelaksanaan kegiatan Praktek Akhir ini kami juga ikut bergabung dalam melanjutkan pelaksanaan kegiatan pada program prasasti mina di Desa Talun. Kegiatan tersebut diantaranya adalah uji adaptasi yang hingga pada saat akhir dari pelaksanaan Praktek Akhir masih dilaksanakan. Kami juga ikut serta dalam kegiatan pembinaan rutin melalui pertemuan kelompok ataupun melalui kegiatan kunjungan usaha. Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan tersebut diatas dilakukan bersama-sama dengan petugas teknis dari BBPBAP Jepara selaku UPT pendamping kegiatan prasasti mina di Desa Talun serta Penyuluh Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati. Media yang digunakan dalam pembinaan Uji Adaptai ini berupa folder mengenai “Teknik Budidaya Ikan Bandeng Air Tawar”.

3. Mengembangkan Kelompok
a. Tujuan
Setelah melaksanakan kegiatan aksi penyuluhan, pelaku pembudidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen mampu mengembangkan kelompoknya sehingga dapat meningkatkan kelas kelompok. Dalam hal administrasi, kelompok Mina Sejahtera masih sangat kurang sehingga kesulitan dalam menemukan data kelompok serta dalam hal peningkatan kelas kelompok. Diharapkan denga adanya kegiatan aksi penyuluhan dengan materi administrasi kelompok, sasaran penyuluhan yaitu para pengurus kelompok Mina Sejahtera dapat membenahi kembali administrasinya. Hal ini sangat bermanfaat bagi peningkatan kemampuan pengurus dalam mengelola kelembagaan kelompok Mina Sejahtera, selain itu juga dapat mengelola kelompok sehingga pelaku usaha dapat menentukan pola usaha perikanan yang menguntungkan berdasarkan teknologi terapan dan berorientasi pada kebutuhan pasar.
a. Rencana Operasional
1) Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan aksi penyuluhan disesuaikan dengan hasil kesepakatan.
2) Evaluasi
Sebelum dilakukan aksi penyuluhan mengenai administrasi kelompok, maka tingkat pengetahuan pelaku usaha dinilai terlebih dahulu sebagai evaluasi awal.
b. Aksi Penyuluhan
Aksi penyuluhan dilakukan terhadap pengurus kelompok Mina Sejahtera dalam hal ini yaitu ketua dan sekretaris dengan waktu dan metode penyuluhan yang ditetapkan secara partisipatif, yaitu dilaksanakan selama beberapa hari mulai tanggal 5-8 Mei 2010 menggunakan metode diskusi dan media penyuluhan berupa buku-buku yang dibuat oleh penulis yang terdiri dari buku daftar anggota, buku tamu, buku agenda surat masuk, buku agenda surat keluar, buku daftar hadir kelompok, buku notulen, buku kegiatan kelompok, buku pengamatan kelompok, rencana kegiatan anggota kelompok, rekapitulasi data produksi,dan proses produksi.

4.4.2 Evaluasi Penyuluhan
1) Evaluasi Awal dan Akhir Tingkat Pengetahuan
Dari Aksi penyuluhan yang dilakukan pada kegiatan pendampingan Uji Adaptasi dengan mula-mula menyebarkan kuisioner kepada pembudidaya ikan bandeng air tawar, dapat terlihat tingkat pengetahuan rata-rata untuk evaluasi awal dengan skor 12,33. Pengetahuan ini diperoleh dari pengalaman para pembudidaya ikan bandeng air tawar dengan menggunakan teknologi sederhana tanpa pemberian pakan buatan, sehingga padat tebar untuk masing-masing kolam rendah dan produksi yang dihasilkanpun rendah.
Setelah dilakukan aksi penyuluhan berupa kegiatan Uji Adaptasi berupa penerapan teknologi dengan perlakuan teknologi tradisional plus dan intensif, hasil dari evaluasi akhir rata-rata untuk pembudidaya ikan bandeng skornya sebesar 17,67. Terjadi perubahan sebesar rata-rata 5,33 untuk para pembudidaya, sehingga terjadi peningkatan untuk tingkat pengetahuan pembudidaya rata-rata sebesar 45,38%. Untuk lebih jelasnya mengenai analisa data evaluasi penyuluhan pada kegiatan Uji Adaptasi dapat dilihat pada Lampiran 10.
Dari aksi penyuluhan yang dilakukan pada kegiatan pengolahan ikan bandeng asap tanggal 30 Maret 2010, maka hasil evaluasi awal terlihat skor untuk tingkat pengetahuan kelompok Mina Rezeki adalah rata – rata 11,67. Tingkat pengetahuan para anggota kelompok banyak didapat dari pengalaman pada kegiatatan magang yang pernah dilakukan di BPPP Tegal pada tanggal 24 November - 30 November 2008. Peserta magang pelaku Utama bidang Pengolahan Hasil Perikanan sejumlah 5 orang dengan didampingi oleh 1 orang Penyuluh Perikanan. Melihat jumlah yang ikut hanya 5 orang dan tidak mewakili semua anggota kelompok yang berjumlah sekitar kurang lebih 25 orang maka perlu dilakukan aksi penyuluhan. Kegiatan penyuluhan ini diharapakan dapat meningkatkan pengetahuan serta bisa meningkatkan pendapatan ibu-ibu sebagai pendamping suami dan dapat menambah nilai tambah perekonomian keluarga.,
Kelompok pengolahan Mina Rezeki untuk lebih memahami tentang cara pengolahan ikan bandeng yang baik dan benar maka selain dilakukan aksi penyuluhan dengan metode “demonstrasi cara” juga diberikan leflet tentang pengolahan ikan bandeng asap. Setelah dilakukan aksi penyuluhan, skor evaluasi akhir tingkat pengetahuan rata-rata kelompok pengolahan Mina Rezeki menjadi 18. Ini menunjukkan terjadi perubahan sebesar 8,83, sehingga untuk tingkat pengetahuan terjadi peningkatan rata-rata sebesar 58,80%.
Aksi penyuluhan yang dilakukan pada kegiatan pengolahan empek-empek panggang tanggal 27 April 2010, maka skor evaluasi awal terlihat tingkat pengetahuan kelompok Mina Rezeki adalah rata – rata 7,61.Pada dasarnya aksi penyuluhan pengolahan empek-empek ini dilakukan atas kesepakatan bersama serta inisiatif penulis sendiri akibat dari obrolan ringan dengan salah satu pembudidaya tentang hama ikan gabus yang sering memangsa nener ikan bandeng. Mengingat salah satu bahan baku dalam pembuatan empek-empek adalah daging ikan gabus, maka penulis menawarkan dan menyarankan kepada ketua dan anggota kelompok Mina Rezeki untuk mengadakan penyuluhan pengolahan empek-empek panggang dengan memanfaatkan daging ikan gabus. Kegiatan penyuluhan ini diharapakan selain dapat meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan pendapatan ibu-ibu sebagai pendamping suami atau juga menambah nilai tambah perekonomian keluarga, juga diharapkan dapat memanfaatkan hama yakni ikan gabus menjadi olahan yang bermanfaat bagi kelompok. Evaluasi akhir menunjukan rata-rata tingkat pengetahuan kelompok pengolahan Mina Rezeki mejadi 9,46. Ini menunjukkan terjadi perubahan sebesar 1,85, sehingga setelah kegiatan penyuluhan pengolahan ini dilakukan terjadi peningkatan pengetahuan rata-rata sebesar 25,27%. Untuk lebih jelasnya tentang analisa data evaluasi tingkat pengetahuan pada aksi penyuluhan pengolahan dapat dilihat pada Lampiran 13 dan Lampiran 16.
2) Evaluasi Awal dan Akhir Tingkat Sikap
Kelompok pengolahan Mina Rezeki di Kecamatan kayen secara sikap menerima kegiatan penyuluhan, dan inovasi/ teknologi baru tentang pengolahan perikanan. Namun untuk kegiatan kelompok seperti pertemuan kelompok sangat kurang. Sebelum dilaksanakan Praktek Akhir (PA) kegiatan pertemuan kelompok jarang dilaksanakan, untuk itu dilakukan kegiatan pertemuan kelompok.
Program yang dilakukan berupa pengaktifan kegiatan kelompok dengan cara melaksanakan kegiatan pertemuan kelompok dan demonstrasi cara. Dalam pertemuan kelompok ini dilakukan demonstrasi cara mengenai pengolahan ikan bandeng asap dan pengolahan empek-empek panggang pada kelompok Mina Rezeki di Desa Talun Kecamatan Kayen.
Evaluasi awal mengenai sikap anggota kelompok pengolahan Mina Rezeki di Kecamatan kayen adalah rata – rata skor untuk pengolahan ikan bandeng asap adalah 60,25 dan untuk pengolahan empek-empek panggang adalah 49,08. Pada evaluasi akhir mengenai sikap diperoleh skor rata-rata pada pengolahan ikan bandeng asap sebesar 89,16 dan tingkat sikap pada pengolahan empek-empek panggang menjadi 84,30. Dari hasil ini terjadi perubahan sikap masing-masing sebesar 28,91 dan 35,22. Untuk aksi penyuluhan pada kelompok pengolahan Mina Rezeki baik berupa kegiatan pengolahan ikan bandeng asap maupun pengolahan empek-empek panggang, dapat diketahui terjadi peningkatan sikap rata-rata kelompok pengolahan sebesar 51,65 % dan 76, 63%.

3) Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi penyuluhan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat awal kegiatan penyuluhan (pre evaluation) dan setelah kegiatan penyuluhan (post evaluation). Kegiatan evaluasi pada awal kegiatan penyuluhan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan Pokdakan Mina Sejahtera di Desa Talun Kecamatan Kayen. Dari evaluasi awal akan diketahui hal apa saja yang perlu dibenahi dan diberikan penyuluhan sehingga kegiatan penyuluhan akan sesuai dengan kebutuhan para pembudidaya di Kecamatan Kayen. Kegiatan evaluasi awal dan akhir dilakukan dengan cara menyebar kuisioner kepada responden yang terpilih yang secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 9, Lampiran12 dan Lampiran 15.
Dari aksi penyuluhan yang dilakukan berupa kegiatan uji adaptasi, penyuluhan pengolahan ikan bandeng asap, dan penyuluhan empek-empek panggang, maka secara umum hasil evaluasi penyuluhan di Kecamatan Kayen dapat dilihat pada tebel berikut ini :
Tabel 14. Pengolahan Data Secara Umum Evaluasi Penyuluhan di Kecamatan Kayen
Aksi

Evaluasi Uji Adaptasi Pengolahan Ikan Bandeng Asap Pengolahan
Empek-empek
Pengetahuan Sikap Pengetahuan Sikap Pengetahuan Sikap
Awal 12,33 - 11,67 60,25 7,61. 49,08
Akhir 17,67 - 18 89,16 9,46 84,30
Peningkatan 45,38%. - 58,80%. 51,65 % 25,27%. 76, 63%.

Tabel 15. Rekapituluasi Hasil Evaluasi Penyuluhan di Kecamatan Kayen

Evaluasi Penyuluhan
Pengetahuan
Sikap
Awal 31,61 109,33
Akhir 45,13 173,46
Perubahan 13,52 64,13
Peningkatan 42,77 % 58,66 %



ShoutMix chat widget

No comments: