Friday 23 July 2010

PEMBINAAN USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG AIR TAWAR (Chanos chanos Forsk)
MELALUI PEMBERDAYAAN KELOMPOK DI KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI
PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh : Abdul Karim Anwar


III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Lokasi dan Waktu
Praktek Akhir ini telah dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan terhitung dari tanggal 19 Maret sampai dengan 20 Mei 2010 pada Kelompok Pembudidaya Ikan Bandeng Air Tawar yang bernama ”Mina Sejahtera” di Desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah.

3.2. Ruang Lingkup
3.2.1. Potensi dan Kajian Usaha
3.2.1.1. Potensi
Ruang lingkup potensi dan kajian usaha budidaya ikan bandeng air tawar di Desa Talun Kecamatan Kayen meliputi potensi sumberdaya dan pemanfaatan lahannya, ketersediaan sarana dan prasarana, sistem produksi (persiapan tambak, tingkat pemanfaatan saprodi, pola tanam, dll), sistem pemasaran, penerimaan/ pendapatan, kelayakan usaha, kinerja kelompok pembudidaya, kinerja penyuluh perikanan dan kinerja lembaga penunjang.
3.2.2. Rencana Pengembangan Usaha
Rencana pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar didasarkan atas potensi wilayah dan perkembangan teknologi yang ada di Desa Talun Kecamatan Kayen. Pengembangan usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi yaitu melalui penerapan inovasi teknologi.
Rencana pengembangan usaha diperlukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan kelompok pembudidaya ikan bandeng air tawar. Rencana pengembangan usaha budidaya tersebut yaitu mengkaji dan merumuskan strategi pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar berdasarkan tingkat penerapan inovasi teknologi melalui kegiatan pembinaan dan pemberdayaan kelompok pembudidaya ikan bandeng air tawar di Desa Talun Kecamatan Kayen Kabupaten Pati..
Rencana pengembangan usaha budididaya ikan bandeng air tawar yang sesuai dengan potensi sumberdaya serta pengembangan teknologi yang dilaksanakan selama kegiatan praktek akhir yaitu :
Menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok pembudidaya ikan bandeng air tawar dalam melakukan proses produksi yang tepat dengan cara pembinaan usaha melalui pemberdayaan kelompok.
Meningkatkan sistem teknologi budidaya ikan bandeng air tawar dari sistem tradisional menjadi tradisional plus.
Strategi pembinaan kelompok untuk meningkatkan kemampuan dalam usahanya.

3.2.3. Pengelolaan Aksi Penyuluhan
Komponen dalam pengelolaan aksi penyuluhan adalah mulai dari perencanaan penyuluhan perikanan, pelaksanaan penyuluhan, materi penyuluhan, metode dan teknik penyuluhan, serta evaluasi dan pemantauan kegiatan penyuluhan. Untuk penyelenggaraan penyuluhan harus mengikuti tahapan-tahapan di atas dan selama dalam pelaksanaan praktek akhir ini, tahapan-tahapan tersebut telah dilakukan dengan mendekati sempurna.
Adapun ruang lingkup pengelolaan aksi penyuluhan yang telah dilaksanakan di Desa Talun Kecamatan Kayen dengan objeknya adalah Kelompok Pembudidaya Ikan ”Mina Sejahtera” yang bergerak dalam usaha budidaya ikan bandeng air tawar dapat dirincikan sebagai berikut :
Mengaktifkan kembali kegiatan kelompok pembudidaya, khususnya yang tergabung dalam sub kelompok penggelondongan dan pembesaran ikan bandeng air tawar yang sebelumnya sempat vakum akibat kondisi banjir.
Mengembangkan kemampuan kelompok yang tergabung dalam sub kelompok pemasaran ikan bandeng air tawar.
Pembinaan kelompok melalui kegiatan penyuluhan dilakukan dengan cara merumuskan konsep strategi operasional penyuluhan berdasarkan pendekatan partisipasi yang meliputi teknologi budidaya yang baik, manajemen pakan, pengendalian hama dan penyakit, serta sebagai fasilitator dalam membenahi administrasi kelompok dan menjadi intermedier antara penyuluh yang membidangi perikanan di Kecamatan Kayen dengan anggota kelompok Mina Sejahtera sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan kelompok dalam mengelola kelembagaannya.
Melakukan aksi penyuluhan yang dilaksanakan berdasarkan kesepakatan bersama dengan anggota kelompok dengan cara: a) menentukan materi penyuluhan berdasarkan tingkat kebutuhan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menunjang kegiatan usaha budidaya ikan bandeng air tawar; b) membuat rencana pelaksanaan aksi penyuluhan; c) pelaksanaan aksi penyuluhan; d) evaluasi kegiatan aksi penyuluhan.

3.3. Tahap Pelaksanaan
3.3.1. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diambil langsung dari pelaku utama dan pelaku usaha, sementara untuk pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi langsung di lapangan. Data sekunder didapatkan dari pengumpulan data dan informasi berupa dokumen statistik wilayah, monografi dan data penunjang lainnya yang mendukung dalam pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar.

3.3.2. Analisis Potensi dan Kinerja
Potensi dan Kajian Usaha
Untuk menganalisis potensi dan kinerja dalam usaha budidaya ikan bandeng air tawar, hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah dengan menggunakan analisa SWOT. Analisa SWOT adalah identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknes) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.
Dalam analisis SWOT ada yang dikenal dengan istilah bobot dan rating. Pemberian nilai bobot didasarkan pada kemungkinan faktor-faktor tersebut memberikan dampak pada faktor strategis. Pemberian bobot dimulai dari 1,0 (sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting). Yang harus diperhatikan dalam pembobotan adalah nilai bobot total dari semua faktor tidak boleh lebih dari 1,0. Pemberian rating didasarkan pada pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan, mulai dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor). Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang terbesar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating1). Pemberian nilai rating ancaman, jika nilai ancamannya sangat besar ratinggnya 1, dan bila nilainya sedikit diberi nilai 4. Contoh matriks analisis SWOT berikut ini :


IFAS EFAS KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal
PELUANG (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O
Tentukan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
Tentukan 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Setelah data terkumpul, tahapan selanjutnya adalah analisa data. Proses penyusunan program dalam analisa SWOT dibuat berdasarkan tingkat jumlah nilai dari perkalian antara bobot dan rating. Berdasarkan hasil analisis SWOT yang dilakukan, terdapat 4 kemungkinan strategi yaitu strategi SO, ST, WO, dan WT..
Penjelasan masing-masing srategi dalam matriks SWOT dapat diuraikan sebagai berikut :
Strategi SO (strength Opportunity) yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Strategi ST (Strength Threath) yaitu strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki suatu usaha untuk mengatasi ancaman.
Strategi WT (Weekness Opportunity) yaitu strategi pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Strategi WT (Weekness Threath) yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan.

3.3.3. Sintesa Strategi Kebijakan Pengembangan Usaha
Strategi pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar akan diperoleh melalui hasil analisis potensi dan kinerja usaha budidaya yang dilakukan. Rencana strategi pengembangan yang didasarkan pada tingkat penggunaan lahan tambak, pola tanam, serta teknik jaringan irigasi adalah sebagai berikut : 1) Strategi pengembangan kawasan dan peningkatan pemanfaatan lahan usaha secara bertahap dengan tetap mengacu pada luas lahan potensial. 2) Strategi penerapan teknologi yang adaptif dan berkelanjutan dengan acuan pencapaian target produksi berdasarkan lahan budidaya. 3) pembinaan intensif pada RTP dan kelompok sesuai dengan teknik manajerial RTP serta kemampuan penyediaan modal, saprodi dan pengolahan hasil.

3.3.4. Pengelolaan Aksi Penyuluhan
Program penyuluhan yang telah dilaksanakan pada saat melaksanakan kegiatan Praktek Akhir didasarkan pada pertimbangan yaitu ketentuan program strategis untuk dilaksanakan sesuai kondisi sumberdaya yang ada, kebutuhan sasaran, dan masalah yang dihadapi oleh Pokdakan Mina Sejahtera dalam menunjang program pemberdayaan pelaku utama dalam kegiatan budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan berupa pembinaan usaha budidaya ikan bandeng air tawar melalui pemberdayaan kelompok yang ada di Kecamatan Kayen diantaranya adalah dengan pendekatan melalui ceramah, menggunakan poster, penyebaran folder dan leaflet. Pendekatan kelompok melalui diskusi kelompok, demontrasi, dan pendekatan perorangan melalui kunjungan usaha atau kunjungan rumah.

3.4. Pengumpulan Data dan Pengambilan Contoh
3.4.1. Pengumpulan Data
3.4.1.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti. Data ini belum mengalami modifikasi atau pengolahan lebih lanjut. Sumber untuk memperoleh data primer adalah semua yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan bandeng air tawar, penyuluh perikanan, pedagang, dan pihak yang mendukung kegiatan perikanan di Kecamatan Kayen. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan 2 metode yakni metode wawancara dan metode observasi.
1. Metode wawancara
Metode wawancara dilakukan terhadap responden dari pelaku utama dan pelaku usaha. Data primer yang dikumpulkan meliputi potensi lahan, prasarana budidaya, lama proses produksi, tingkat pemanfaatan saprodi, produksi dan pendapatan usaha, kinerja pemasaran dan kinerja kelompok.
2. Metode observasi
Metode observasi dilakukan terhadap prasarana budidaya, peralatan serta tata letak lahan dan jaringan irigasi dan keberadaan fasilitas pasar ikan, konflik pemanfaatan lahan, dan sumber pencemar. Data-data ini menentukan kendala pemberdayaan kelompok dan pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar yang ada di Kecamatan Kayen untuk kedepannya.
3.4.1.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan langsung dari objek yang diteliti. Data ini biasanya berbentuk dokumen, baik yang belum atau sudah mengalami modifikasi serta pengolahan lebih lanjut. Untuk memperoleh data sekunder ini dilakukan dengan teknik dokumentasi. Data sekunder didapatkan dari pengumpulan data dan informasi berupa dokumen statistik wilayah, monografi dan data penunjang lainnya. Sumber untuk memperoleh data diambil dari Biro Pusat Statistik (BPS) Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, Kantor Kecamatan Kayen, Rencana Kerja Penyuluh Perikanan, studi literatur, dan internet.

3.4.2. Pengambilan Contoh
3.4.2.1. Penentuan Sebaran Lokasi Contoh
Penentuan sebaran lokasi dilakukan berdasarkan potensi lahan dan produksi ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Kabupaten Pati terdiri dari 21 Kecamatan, 400 desa dan 5 kelurahan.. Adapun dari sekian banyak kecamatan yang ada di Kabupaten Pati tersebut, maka Kecamatan Kayen yang dipilih sebagai lokasi Praktek Akhir.
Kecamatan Kayen itu sendiri terdiri dari 17 desa/ kelurahan yaitu : Desa Beketel, Boloagung, Brati, Durensawit, Jatiroto, Jimbaran, Kayen, Pasuruhan,Pesagi, Purwokerto, Rogomulyo, Slungkep, Srikaton, Sumbersari, Sundoluhur, Talun, Trimulyo. Dari semua yang ada di Kecamatan Kayen, sebaran lokasi contoh terdapat di wilayah administrasi Desa Talun sebagai lokasi kegiatan usaha budidaya ikan bandeng air tawar.
3.4.2.2 . Penentuan Responden
Pembudidaya ikan bandeng air tawar yang ada di Kecamatan Kayen terdiri dari satu kelompok besar dengan jumlah anggota sekitar 230 orang yang tergabung dalam “Pokdakan Mina Sejahtera”, sedangkan kelompok yang khusus melakukan kegiatan budidaya ikan bandeng air tawar sejumlah 24 orang.
Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan teknik Random Sampling Berlapis (Stratified Random Sampling). Sampel yang diambil dari acak berlapis ini adalah dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok, kemudian diambil sampel secara acak dari kelompok tersebut.
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan tingkat kesalahan 15 % (disesuaikan dengan kondisi lapangan) sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 37 orang dari total RTP yang ada.
Setelah ukuran sampel diperoleh, kemudian dilakukan penarikan sampel responden dengan menggunakan salah satu cara yaitu penarikan sampel secara acak sederhana (Sample Random Sampling) dengan metode arisan. Nama-nama tersebut kemudian dikocok dan selanjutnya dikeluarkan dari lubang sesuai dengan kebutuhan.

3.4.3. Analisa Data
3.4.3.1. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Lahan
Analisa potensi dan pemanfaatan lahan dapat diketahui dengan mengumpulkan data mengenai luas wilayah potensial untuk kegiatan perikanan terutama dalam usaha budidaya ikan bandeng air tawar. Selain itu juga harus diketahui jumlah RTP (Rumah Tangga Perikanan) yang mengusahakan budidaya ikan bandeng, luas lahan yang digunakan, dan lama proses produksi, serta pola tanam yang diterapkan. Menurut Praptokardyo, (2008), tingkat pemanfaatan lahan ditentukan dengan menggunakan rumus :
LUI=A0/AT x nSi/(360 hari)

Keterangan :
LUI = Tingkat pemanfaatan lahan (Land Utility Index)
AO = Luas satuan lahan yang dimanfaatkan (m2)
N = Jumlah frekuensi mas pemeliharaan
Si = Lama hari satu siklus pemeliharaan
365 = Jumlah hari dalam setahun

3.4.3.2. Produksi dan Produktifitas
Produksi budidaya perikanan yaitu hasil pembentukan biomass ikan yang dihasilkan dari penerapan teknologi budidaya pada suatu luas tambak selama waktu pemeliharaan tertentu. Sedangkan produkstifitas yaitu jumlah biomass ikan yang dihasilkan dari suatu luas lahan tambak dan lama waktu pemeliharaan tertentu. Produsi dan produkstifitas (ton/ha/siklus) dapat dianalisa dengan mengetahui jumlah padat tebar, bobot tebar dan bobot panen, lama waktu pemeliharaan dan tingkat kelangsungan hidup. Produktifitas dapat dihitung menggunakan rumus :
Produktifitas=(Produksi )/(Luas tambak bandeng)

3.4.3.3. Penerimaan Pendapatan dan Kelayakan Usaha
Analisa mengenai pendapatan yang diterima dan kelayakan dari usaha yang dijalankan oleh setiap kelompok pembudidaya ikan dapat dianalisa dengan menghitung analisa usaha. Analisa suatu usaha/ investasi perlu dilakukan untuk mngetahui kelayakan dan perkembangan usaha. Beberapa metode analisa yang dapat dipergunakan antara lain Renenue Cost Ratio (R/C ratio), Break Event Point (BEP) atau titik impas, dan Payback Period.
Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) adalah membandingkan antara penerimaan dan pengeluaran biaya. Besarnya R/C Ratio akan menunjukan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila R/C Ratio lebih dari 1 maka usaha yang dijalankan adalah layak untuk diusahakan/ dapat diteruskan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
R/C=(Total Pendapatan)/(Total Biaya)

Break Event Point (BEP)
Break Event Point (BEP) mengkaji nilai tingkat penjualan yang mengakibatkan keadaan usaha tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian (titik impas). Break Event Point (BEP) dinyatakan dalam nilai uang dan jumlah unit. Adapun rumus mencari BEP adalah :
BEP (Rp)=FC/(1-VC/S)

BEP (Unit)=FC/(p-((VC X p))/S)

Payback Periode
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi suatu usaha dapat kembali. Karena itu, satuan waktu yang digunakan adalah waktu (hari, bulan dan tahun). Apabila Payback Periode lebih pendek dari yang dipersyaratkan maka usaha dikatakan menguntungkan, tapi bila lebih panjang maka usaha tersebut tidak menguntungkan. Adapun rumus yang digunakan adalah:

Payback Period=(Total Investasi )/(Laba usaha)

3.4.3.4. Pemasaran Produk
Analisa mengenai pemasaran produk dapat diketahui dengan menganalisa data mengenai hasil produksi yang diperoleh oleh pembudidaya, harga produk, saluran tataniaga yang digunakan, dan jenis pemasaran yang diterapkan oleh pembudidaya.

3.4.3.5. Kinerja Kemitraan Usaha/ Lembaga Penunjang
Analisa mengenai kinerja kemitraan usaha/ lembaga penunjang yang mempengaruhi usaha budidaya ikan bandeng dapat diketahui dengan menganalisa jenis dan jumlah lembaga yang ada di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Salain itu juga dianalisa mengenai peran lembaga tersebut terhadap usaha budidaya ikan bandeng air tawar.
Adapun lembaga penunjang yang ada di Kecamatan Kayen sebagai berikut :
No Nama Lembaga Penunjang Jumlah Lokasi Keterangan
1 2 3 4 5
1 BRI Unit Desa 1 buah Kec. Kayen Simpan Pinjam
2 BKK 1 buah Kec. Kayen Simpan Pinjam
3 BPR 1 buah Kec. Kayen Simpan Pinjam
4 Koperasi Unit Desa 1 buah Kec. Kayen Simpan Pinjam dan Saprodi
5 Koperasi Mardi
Santosa 1 buah Dsa. Rogomulyo Saprodi
1 2 3 4 5
6 Kios Saprodi 9 buah Dsa. Talun Saprodi
7 Kios Konsumsi 19 buah Dsa. Talun Kebutuhan konsumsi
8 Kelompok Pembudidaya 1 kelompok Dsa Talun Pokdakan Mina Sejahtera
9 BBI (Balai Benih Ikan) 1 buah BBPBAP Jepara Suplai benih dan UPT pendamping kegiatan Prasasti Mina
10 Pasar Ikan (TPHT) 1 buah Kec. Kayen Kegiatan jual beli dan tempat bertemunya pelaku usaha dalam hal pemasaran produk perikanan
Sumber: Programa Penyuluhan Perikanan Kecamatan Kayen 2009

3.4.4. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dapat diketahui dari adanya analisis yang sudah dianalisa yaitu analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats). Adapun tahapan dalam menganalisis sebagai berikut 1) Mengidentifikasi faktor eksternal dan internal, 2) Menentukan bobot dan rating dari masing-masing item dalam setiap faktor tersebut, 3) Membuat matriks analisa SWOT, 4) dan Penetapan perioritas masalah.
Dari rumusan masalah tersebut maka ditentukan strategi program pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar. Tahapan dari analisa SWOT budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen yaitu :

No Faktor Penentu Internal S1 S2 S3 W1 W2 W3 Total Bobot
A Kekuatan (Strengths)
Ketersediaan SDA (Potensi Wilayah)
Terdapat Kelompok Usaha (SDM)
Ketersediaan Sarana dan Prasarana

B Kelemahan (Weakness)
Teknologi budidaya masih tradisional
Manajemen usaha belum baik
Kurangnya pembinaan kelompok

No Faktor Penentu Eksternal O1 O2 O3 T1 T2 T3 Total Bobot
A Peluang (Opportunities)
Pasar tersedia
Dukungan pemerintah dan Lembaga Penunjang
Saprodi mudah diperoleh dan transportasi mendukung

B Ancaman (Threats)
Informasi pasar terbatas
Banjir
Harga produk tidak stabil

Matriks Evaluasi Faktor Internal Usaha Budidaya Ikan Bandeng Air Tawar di
Kecamatan kayen.

No Faktor Internal Bobot (B) Rating (R) B x R
(1) (2) (3) (4) (5)
A Kekuatan (Strengths)
Ketersediaan SDA (Potensi Wilayah)
Terdapat Kelompok Usaha (SDM)
Ketersediaan Sarana dan Prasarana
0,200
0,133
0,177
4
3
3
0,800
0,399
0,351
Jumlah (A) 1,550

B Kelemahan (Weakness)
Teknologi budidaya masih tradisional
Manajemen usaha belum baik
Kurangnya pembinaan kelompok
0,217
0,133
0,200
1
2
1
0,217
0,266
0,200
Jumlah (B) 0,683
Jumlah Total (A+B) 1,00 2,33

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Usaha Budidaya Ikan Bandeng Air Tawar di Kecamatan kayen.

No Faktor Eksternal Bobot (B) Rating (R) B x R
(1) (2) (3) (4) (5)
A Peluang (Opportunities)
Pasar tersedia
Dukungan pemerintah dan Lembaga Penunjang
Saprodi mudah diperoleh dan transportasi mendukung
0,167
0,200
0,167
3
3
3
0,501
0,600
0,501
Jumlah (A) 0,501

B Ancaman (Threats)
Informasi pasar terbatas
Banjir
Harga produk tidak stabil
0,216
0,100
0,150
2
2
2
0,432
0,200
0,300
Jumlah (B) 0,932
Jumlah Total A + B 1,00 2,534

3.4.5. Perumusan Strategi Pengembangan Usaha
3.4.5.1. Strategi Pengembangan Usaha
Perumusan strategi pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar dilakukan setelah melihat masalah yang ada dilapangan. Permasalahan yang dihadapi di Kecamatan Kayen berdasarkan hasil analis faktor internal dan eksternal SWOT dari analisis potensi kinerja yang ada dapat ditentukan strategi pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar yang dimuat pada tabel di berikut ini:
Tabel 8. Analisa Faktor Strategi Internal dan Eksternal Usaha Budidaya Ikan Bandeng Air Tawar di Kecamatan kayen.

IFAS
EFAS STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)

Ketersediaan SDA (Potensi wilayah)
Terdapat Kelompok Usaha (SDM)
Ketresediaan sarana dan prasarana Teknologi budidaya masih tradisional
Manajemen usaha belum baik
Kurangnya pembinaan kelompok
OPPORTUNIES (O)
STRATEGI S-O
STRATEGI W-O
Pasar tersedia
Dukungan pemerintah dan lembaga penunjang
Saprodi mudah diperoleh dan transportasi mendukung
Mengembangkan teknologi budidaya dengan pemanfaatan potensi SDA yang ada dalam meningkatkan produktivitas
Pembinaan Kelompok pembudidaya melalui kegiatan penyuluhan
Memanfaatkan lembaga penunjang Pemanfaatan lembaga pendukung untuk membantu penyediaan modal dengan menjalin kerjasama melalui kelompok
Mengoptimalkan kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan PSK dan motivasi pembudidaya
Peningkatan padat tebar melalui pengembangan teknologi
TREATHS (T)
STRATEGI S-T
STRATEGI W-T

Informasi pasar terbatas
Banjir
Harga produk tidak stabil Memperbaikai sarana budidaya dengan memperhatikan daya dukung lahan dalam menghadapi banjir
Menetapkan harga produk Penyelenggraan penyuluhan yang optimal
Kerjasama dengan lembaga penunjang untukmendapatkan akses modal

Berdasarkan hasil pembobotan dan rating dapat dilakukan pembuatan strategi dimana pemilihan didasarkan atas besarnya jumlah skor dari factor internal dan eksternal. Adapun perhitungan memilih strategi adalah sebagai berikut :
Strategi S-O = 1,550 + 1,602 = 3,152.
Strategi S-T = 1,550 + 0,932 = 2,482
Strategi W-O = 0,683 + 1,602 = 2,285
Strategi W-T = 0,683 + 0,9332 = 1,615
Berdasarkan perhitungan di atas, maka strategi pengembangan usaha yang dipilih adalah S-O (Strengths-Opportunities) yaitu menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfatkan peluang. Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam strategi S-O ini adalah :
Mengembangkan teknologi budidaya dengan pemanfaatan SDA yang ada dalam meningkatkan produktivitas.
Pembinaan kelompok pembudidaya melalui kegiatan penyuluhan
Pemanfaatan lembaga penunjang

Berdasarkan analisa SWOT diatas maka dapat diambil beberapa prioritas masalah yang dirinci berikut ini :

Parameter Bobot Rating
(4) (3) (2) (1)
Teknologi budidaya masih tradisional
Informasi pasar terbatas
Kurangnya pembinaan kelompok
Harga produk tidak stabil
Manajemen usaha belum baik
Banjir

Rumusan masalah yang diambil dalam kegiatan budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen meliputi :
Teknologi yang digunakan dalam budidaya ikan bandeng air tawar masih tradisional yang berpengaruh pada hasil produksi yang dicapaipun tidak maksimal sesuai yang diharapkan sehinggga diperlukan suatu pengembangan teknologi yang maju untuk meningkatkan produksi
Kelompok pembudidaya ikan kurang mendapatkan informasi tentang pasar yakni dalam hal promo produk atau informasi harga jual-beli produk.
Kegiatan kelompok pembudidaya ikan belum berjalan dengan baik yang diindikasikan dari segi administrasi dan koordinasi kelompok belum optimal. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan pembinaan kelompok melalui kegiatan penyuluhan untuk menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan kelompok dalam mengembangkan dan memberdayakan kelompok dalam usaha budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka diperlukan beberapa program untuk pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen yaitu melakukan peningkatan produksi secara terencana untuk memenuhi permintaan pasar, mengembangkan teknologi budidaya dan pembinaan kelompok melalui pemberdayaan kelompok.

Mengembangkan Teknologi Budidaya
Program pengembangan teknologi budidaya bertujuan dalam penerapan teknologi tepat guna dan upaya mendukung kegiatan Prasasti Mina di Desa Talun Kecamatan Kayen. Strategi pengembangan yang dilakukan yaitu Uji Adaptasi untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal per satuan unit usaha sehingga diperoleh kesesuaian teknologi dengan lokasi ataupun lingkungan budidaya ikan bandeng air tawar yang dibudidayakan.
Program pengembangan teknologi budidaya dimaksudkan untuk menambah padat tebar benih/ gelondongan sehingga produksi yang dihasilkan dapat lebih tinggi. Oleh karena kelompok pembudidaya ikan bandeng air tawar di Kecaatan Kayen masih dilakukan secara sederhana dengan padat tebarnya rendah dan pemberian pakan hanya memanfatkan pakan alami sehingga diperlukan adanya peningkatan padat tebar. Dengan peningkatan padat tebar tersebut perlu diimbangi dengan adanya pengembangan teknologi dari tradisional menjadi tradisional plus/ maju yaitu dengan penambahan pakan buatan sehingga produksi dapat meningkat.

Pembinaan kelompok pembudidaya melalui kegiatan penyuluhan
Jumlah kelompok pembudidaya di Kecamatan Kayen yaitu satu kelompok besar berjumlah sekitar 230 orang yang tergabung dalam “Pokdakan Mina Sejahtera”, sedangkan kelompok yang khusus melakukan kegiatan budidaya ikan bandeng air tawar sejumlah 24 orang. Dilihat dari kurang optimalnya kegiatan pembinaan kelompok pembudidaya sehingga perlu adanya pembinaan melalui kegiatan penyuluhan secara kontinyu. Dengan kegiatan tersebut diharapkan pembudidaya dapat memperoleh informasi dan keterampilan untuk mengembangkan teknologi budidaya yang benar. Selain itu juga, pembinaan melalui aksi penyuluhan ditujukan kepada kelompok agar anggotanya dapat berpartisipasi aktif dalam mengembangkan kelompok perikanan yang ada di Kecamatan Kayen.

3.4.5.2. Perencanaan Aksi Penyuluhan
Pengelolaan aksi penyuluhan dilakukan berdasarkan analisa kebutuhan pelaku utama. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan untuk mendukung Penerapan Inovasi Teknologi melalui usaha pembinaaan serta pemberdayaan kelompok dalam kegiatan budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen adalah : 1) Penanganan hama penyakit, 2) Temu lapang, 3) Temu usaha, 4) Kegiatan ajangsana, 5) Pertemuan rutin kelompok
Kegiatan penyuluhan ini dibahas mengenai budidaya ikan bandeng yang dilakukan, bertukar pengalaman antara pembudidaya yang satu dengan pembudidaya yang lain. Sasaran yang dituju yaitu kelompok pembudidaya ikan bandeng air tawar Mina Sejahtera yang ada di Kecamatan Kayen.

Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini yaitu : 1) Memberikan informasi secara langsung, 2) Menemukan masalah-masalah yang dihadapi oleh sasaran, 3) Bertukar fikiran, 4) Memberikan keterampilan dan teknologi baru, 5) adanya perubahan PSK Pelaku utama.
Perencanaan Pengembangan Usaha secara Partisipatif
Dari berbagai alternatif pembinaan usaha budidaya ikan bandeng tersebut disosialisasikan kepada RTP untuk dimodifikasi, dipilih dan ditentukan mengenai program penyuluhan yang disepakati sebagai program penyuluhan partisipatif. Tujuan dan sasaran dari program tersebut ditentukan sesuai dengan kebutuhan RTP. Selanjutnya rencana operasional ditentukan bersama sesuai dengan peluang kesempatan pembudidaya, ketersediaan sumberdaya penyuluhan (tenaga penyuluh, materi dan pembiayaan penyuluhan), dan dukungan instansi terkait.

Adapun kegiatan pelaksanaan program pembinaan usaha budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen terdiri dari :
Mengefektifkan Kelompok
Kegiatan yang dilakukan dalam mengefektifkan kelompok yaitu dengan metode pertemuan kelompok dengan materi yang diberikan sesuai dengan kesepakatan bersama antara anggota kelompok dan pihak yang berkepentingan. Pada kenyataannya kelompok perikanan Mina Sejahtera di Kecamatan Kayen sangat jarang melakukan pertemuan untuk berkoordinasi dan bekerjasama sehingga dengan pertemuan kelompok ini dapat saling bertukar informasi antara anggotanya.

Pembinaan Kelompok
Jenis Pembinaan yang dilakukan kepada kelompok pembudidaya Mina Sejahtera di Kecamatan Kayen yaitu pertukaran informasi (sharing) teknologi budidaya ikan bandeng air tawar dengan anggota kelompok untuk meningkatkan produksi. Adapun metode yang dilakukan dalam kegiatan pembinaan yaitu :
Partisipasi dalam pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar dilakukan berdasarkan analisa potensi lahan dan kinerja kelompok Mina Sejahtera serta peluang pasar yang tersedia. Pendekatan yang dilakukan adalah temu lapang, kunjungan rumah/ anjangsana dan diskusi.
Dempond/ Percontohan yang dilakukan jika sarana dan prasarana tersedia di lapangan. Faktor yang paling menentukan dalam membuat percontohan/ dempond adalah: pemilihan lokasi, materi, pelaku dan waktu pelaksanaan.
Kunjungan kelompok dengan tujuan sharing informasi atau bimbingan dalam penerapan teknologi baru serta menjalin keakraban dan menumbuhkan kepercayaan pembudidaya. Sasaran dari kunjungan kelompok adalah semua yang tergabung dalam anggota kelompok Mina Sejahtera di Kecamatan Kayen waktu pelaksanaanya disesuaikan dengan kondisi lapangan, atau juga mengikuti jadwal pertemuan kelompok yang telah ditentukan.

Mengembangkan Kelompok
Administrasi kelompok Mina Sejahtera di Kecamatan Kayen kurang berjalan dengan baik sehingga dilakukan bimbingan dan pendampingan dalam pembuatan administrasi kelompok yang baik. Dengan adanya bimbingan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan kelompok dalam hal pengorganisasian kelompok serta dapat meningkatkan kelas kelompok.

Aksi Penyuluhan
Adapun pelaksanaan dari program penyuluhan yang telah direncanakan sebelumnya adalah sebagai berikut:
Pertemuan kelompok
Pertemuan kelompok adalah pertemuan yang jumlah pesertanya tidak lebih dari 20 orang dan biasanya diadakan untuk bertukar pikiran atau pendapat mengenai suatu kegiatan yang akan diselenggarakan serta mencari alternatif pemecahan masalah. Aksi penyuluhan yang dilakukan dari pelaksanaan program yang telah direncanakan yakni mengajak kelompok perikanan Mina Sejahtera yang ada di Kecamatan Kayen untuk duduk bersama membicarakan dan memecahkan berbagai permasalahan yang timbul dalam kelompok yang berkaitan dengan usaha budidaya ikan bandeng air tawar baik dalam penerapan teknologi, penyaluran produk, pemasaran hasil, pengorganisasian kelompok dan akses permodalan. Pertemuan kelompok dilakukan sesuai dengan waktu dan tepat yang telah disepakati bersama, biasanya dilaksanakan di rumah ketua kelompok.

Kunjungan rumah/ tempat usaha
Kunjungan rumah atau tempat usaha merupakan suatu bentuk kunjungan terencana yang dilakukan oleh penulis ke rumah atau tempat usaha pembudidaya dengan tujuan melakukan pembinaan dan bimbingan terhadap usaha yang dilakukan oleh pembudidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen. Selain menumbuhkan keakraban dan kepercayaan, juga memberikan bimbingan khusus serta pertukaran informasi baru kepada anggota kelompok Mina Sejahtera di Kecamatan Kayen yang dilakukan dengan diskusi santai.

Demonstrasi
Demonstrasi adalah peragaan suatu teknologi (bahan,alat atau cara) atau hasil penerapannya secara nyata yang dilakukan oleh demonstrator kepada sasarannya. Aksi penyuluhan yang dilakukan dari pelaksanaan program yang telah direncanakan yakni melaksanakan demonstrasi cara pada kelompok pengolahan ikan Mina Rezeki Kecamatan Kayen. Materi yang diberikan yakni proses pengolahan ikan bandeng asap dan pembuatan empek-empek panggang, sedangkan pelaksanaanya disesuaikan dengan waktu yang telah disepakati bersama.

Temu usaha/ temu lapang
Temu usaha/ temu lapang yang rencananya akan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai stakeholder perikanan, antara lain Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati, Penyuluh Perikanan, Kelompok Mina Sejahtera Kecamatan Kayen, tokoh masyarakat, pihak penyedia saprokan, pihak pemasok/ penampung hasil produksi, investor dan lembaga keuangan penyedia modal (bank dan lembaga pengkerditan lainnya). Dalam pelaksanaannya, ternyata mengalami kendala khususnya dalam segi finansial dan dukungan unsur pemerintah daerah dalam hal penyaluran anggaran perikanan ke Dinas Kelautan dan Perikanan Pati, serta beberapa kendala teknis lainnya yang dihadapi di lapangan sehingga kegiatan temu usaha/ temu lapang yang dimaksudkan tidak telaksana.

Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi hasil kegiatan penyuluhan dari program penyuluhan yang telah disepakati akan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas metoda pelaksanaan penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan RTP pembudidaya dan evaluasi terhadap keberhasilan penerapan teknologi pembudidaya ikan bandeng yang dianjurkan. Sedangkan sasaran evaluasi yaitu RTP pembudidaya ikan bandeng terpilih yang telah mengikuti dan melaksanakan program penyuluhan perikanan. Evaluasi dilakukan dua kali, yaitu sebelum (pre evaluation) dan sesudah pelaksanaan penyuluhan (post evaluation). Pre evaluation dilakukan bersamaan dengan tahap pengumpulan data terhadap responden terpilih, sedangkan post evaluation dilakukan pada minggu terakhir kegiatan praktek akhir bersamaan dengan kompeling data.

No comments: