Thursday, 13 November 2008
Budidaya Udang Sistem Tertutup
Pada dekade 80-an Indonesia merupakan sebuah Negara yang menduduki papan atas sebagai produsen udang. Dan ini merupakan tahun keemasan bagi usaha budidaya udang di tambak, bahkan pada tahun 1994 mampu mencapai angka produksi hingga > 300.000 ton/tahun. Namun sejak tahun 1997 hingga sekarang produksi udang Indonesia mengalami penurun yang tidak sedikit.
Penurunan produksi tambak tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, utamanya karena kelalaian manusia itu sendiri. Karena terbuai oleh sukses yang telah diraih kemudian manusia mengabaikan kontrol atas prinsip mikrobiologis dan proses eutrofikasi (penyuburan) lingkungan, sehingga tambak-tambak di Indonesia mulai berkurang produktivitasnya. Kondisi yang tidak disadari ini lebih diperparah oleh meledaknya tingkat infeksi penyakit virus bercak putih/White Spots Virus (WSSV) atau Systemic Ectodherma/Mesodherma/ Bacculo Virus (SEMBV) pada benih udang di tambak dan jenis-jenis krustasea liar di sekitar tambak yang selalu menyebabkan kematian massal pada udang yang dipelihara.
Oleh karenanya perlu diterapkan prinsip prinsip dasar budidaya perikanan yang sesungguhnya yaitu: melaksanakan pencegahan intrusi hama penular, hama penyaing dari jenis krustasea dan bertanggung jawab mengolah limbah yang dihasilkan. BBPBAP Jepara sebagai ujung tombak pemerintah dalam inovasi teknologi sejak awal tahun 1997 telah berusaha untuk tetap konsisten dalam mengotimalkan kemampuannya dibidang budidaya udang di tambak. Bersamaan dengan itu maka ditemukan modifikasi inovasi baru dalam paket teknologi budidaya udang di tambak dengan menerapkan sistem resirkulasi tertutup atau semi tertutup.
Budidaya udang sistem resirkulasi tertutup merupakan sistem budidaya udang dengan menggunakan kembali air pembuangan dari hasil limbah pemeliharaan udang, setelah melalui proses filtrasi pada petak-petak tandon. Filtrasi air dapat dilakukan dengan proses secara fisika, kimia dan biologis pada setiap tahapan tandon air. Penambahan air dapat dilakukan, apabila konstruksi pematang tambak banyak rembesan/bocor, tingkat porositas tanah tinggi, tingkat evapotranspirasi (penguapan air) tinggi, kondisi parameter kualitas air media pemeliharaan tidak optimal, kemelimpahan fitoplankton tinggi (transparasi rendah, di atas 20 cm), kepekatan salinitas meningkat, kondisi udang ada masalah (karena penyakit atau nafsu makan menurun).
Persyaratan
Dalam penerapan sistem tertutup perlu diperhatikan faktor-faktor yang sangat menentukan keberhasilannya, antara lain konstruksi tambak harus kedap air. Jika sebelumnya konstruksi tambak merupakan konstruksi lahan yang secara umum dipergunakan, maka diperlukan redesign konstruksi (1 unit tambak sistem tertutup terdiri dari : petak pembesaran, tandon biofilter, tandon endapan, dan tandon karantina/treatmen).
Gunakan benih bebas virus dan ukuran seragam (Ukuran > PL 12, atau tokolan). Air media pemeliharaan steril (standar air baku), menggunakan disinfektan yang mudah terurai dan resiko pencemaran zero (netral)
Hendaknya dilakukan penumbuhan fitoplankton dengan menggunakan pupuk yang tepat, dan lakukan pengendaliannya selama pemeliharaan. Gunakan pakan yang standar; Feed additive (immonostimulant) yang digunakan harus yang beresiko rendah atau yang tidak dilarang, serta terprogram. Demikian pula pengunaan probiotik, harus tepat dan terkendali. Pengelolaan air dan lumpur dilakukan secara periodik. Perlu pengendalian oksigen (minimal pagi hari > 3/5 ppm). Kendalikan pula pH serta alkalinitas harian agar tidak terjadi goncangan yang mencolok (tidak lebih dari 0,5). Hindarkan krustase liar masuk lewat air dengan menggunakan saringan yang ketat dan yang lewat darat ke tambak gunakan pagar keliling.
Konstruksi Tambak
Sistem Tertutup
Dimensi pematang yang ideal (terbuat dari tanah) untuk tambak udang adalah lebar atas antara 2,5 - 3,5 m, lebar bawah antara 7,0 - 9,0 m dan tinggi antara 1,5 - 2,0 m, kemiringan 45 - 60 derajat. Pada umumnya komoditas udang lebih menyukai dasar tambak liat– berpasir/lumpur – berpasir/ liat debu - berpasir (70 - 30 %). Pembuatan pematang tambak dapat disesuaikan dengan konstruksi dasar dan pematang, alternatif konstruksi tambak dapat terbuat dari beberapa komponen seperti tanah liat, padat dan kedap, atau biocrete (campuran semen, ijuk, bambu dan dasar plastik), maupun plastik PE, Geotextile. Bisa juga terbuat dari plastik berlapis pasir, dasar semen/concrete, batako, atau bata putih (kapur gunung).
Petak Karantina (Petak Air Baku Siap Pakai), merupakan petakan tambak yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung volume air yang mempunyai standar baku mutu air, yang nantinya digunakan sebagai suplai air pada saat penggantian/ penambahan air baru ke petak pembesaran atau petak tandon lainnya. Posisi petakan ditempatkan sebelum air disalurkan ke petak pembesaran atau petak distribusi air suplai. Volume (luas) petakan yang optimal, sama dengan yang digunakan untuk dapat mengganti air baru pada kondisi kritis, berkisar antara 30 - 50% (tergantung tingkatan teknologi yang diterapkan).
Petak/Saluran Distribusi Air, merupakan saluran/ petakan pembagi air untuk mensuplai air harian ke petak-petak pembesaran. Letak dan posisi petakan berada pada tempat yang strategis untuk mensuplai air ke petak-petak pembesaran tersebut, dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi penggunaan sarana dan fasilitas tambak. Luas (volume) air yang optimal untuk petak distribusi air berkisar antara 30 - 50 % dari luas petak pembesaran. Petak ini dapat berfungsi sebagai petak karantina dengan tujuan untuk menghemat lahan, dan memiliki dwi fungsi.
Petak Pembesaran, merupakan petakan tambak yang digunakan sebagai petak pemeliharaan (pembesaran) udang dengan posisi yang umumnya berada di tengah unit tambak. Luas petak pembesaran yang optimal untuk tambak udang teknologi intensif dan super-intensif pada sistem ini berkisar antara 2.000 - 4.000 m2. Untuk tambak udang teknologi sederhana dan semi-intensif berkisar antara 5.000 - 8.000 m2. Bentuk tambak yang ideal adalah sama sisi (kubus) dengan sudut tumpul. Tujuan bentuk petakan seperti ini diharapkan dapat memudahkan dalam proses pengelolaan air dan lumpur dasar secara fisik (memudahkan pengkonsentrasian kotoran udang/lumpur ke pintu air dengan sistem central drain).
Petak/Saluran Pembuangan Air Limbah/Endapan Lumpur (ditebari biofilter)- merupakan petak/saluran pembuangan yang berasal air buangan dari petak pembesaran. Petak ini berfungsi sebagai petak pengendapan Lumpur/ limbah, dengan Posisi petakan berada di ujung pintu monik dan PVC sentral drain pembuangan air. Luas petak pembuangan air (petak pengendapan kotoran udang) pada prinsipnya adalah dapat menampung air yang dibuang dari petak pembesaran.
Petak tandon utama, merupakan petak tambak yang ditebari organisme jenis ikan predator multispecies sebagai bioscreen/biofilter guna untuk memangsa hama penular penyakit udang. Letak dan posisi petakan ditempatkan setelah dari aliran air petak pengendapan (saluran pembuangan air). Volume petakan ini sama dengan petak distribusi air suplai dengan bentuk diusahakan memanjang (2 : 1). Perbandingan petak tandon dan petak pembesaran untuk teknologi intensif dan super-intensif antara 50 - 100 % atau dengan kata lain volume tandon mampu untuk mengganti air pada petak pembesaran minimal 50 %, sedangkan untuk paket teknologi sederhana dan semi-intensif berkisar anatara 30-50%.
Petak Pengolah Limbah, ditebari berbagai jenis ikan dan biofilter lainnya dan merupakan petak pengolahan limbah yang berfungsi sebagai petak penampungan air buangan kotoran (limbah) udang, terutama air buangan limbah tambak yang bermasalah (terserang penyakit virus). Pada petak ini terlebih dahulu di-treatment baik secara kimia maupun secara biologis, dimana setelah kondisi air tersebut aman dan steril maka dapat dibuang ke laut (alam) atau saluran umum. Letak dan posisi petak ini berada dekat dengan petak pembuangan air (petak endapan air Iimbah/kotoran). Pada petak ini dapat ditanami pohon bakau (10 - 15 % dari luas petakan) sebagai probiotik alami dan ditebari organisme habitat pantai lainnya yang tidak beresiko sebagai penular penyakit. Dapat pula dengan cara men-treatment dengan bahan desinfektan seperti kaporit atau sejenisnya.
Elevasi dasar tambak terhadap saluran pembuangan (terhadap air surut terendah), merupakan suatu petakan yang memiliki elevasi dasar tambak yang standar untuk mempermudah pengelolaan air dan pembuangan lumpur/kotoran, baik secara harian maupun dalam kondisi tertentu. Kondisi elevasi tambak yang ideal akan mempermudah pula pada saat pemanenan dan persiapan lahan. Elevasi dasar tambak yang optimal yakni dasar tambak lebih tinggi dari saluran pembuangan, berkisar antara 30 - 40 cm.
Central Drain, merupakan sistem pembuangan air yang dibuat di bagian tengah-tengah petak pembesaran udang. Terbuat dari pasangan bata/batu standar (cor semen), berbentuk bulat dengan diameter tergantung kebutuhan (umumnya 2 - 3 m). Tujuannya untuk mengalirkan air ke arah saluran pembuangan, di bagian tengah lingkaran cor semen tersebut dipasang PVC ukuran 8 - 12 inchi atau buis beton diameter 20-30 cm (tergantung kebutuhan dan teknologi yang diterapkan)
Pintu Monik, merupakan model pintu pembuangan air yang terbuat dari pasangan bata/batu dan cor semen serta buis beton/gorong-gorong. Pintu pengatur berada pada pematang bagian sisi dalam, sementara buis beton pembuangan air menghadap ke saluran pembuangan air. Ukuran/dimensi pintu monik pada umumnya tergantung luas petakan dan konstruksi pematang tambak yang dioperasionalkan. Ukuran pintu monik yang sering digunakan pada tambak udang intensif adalah: lebar bukaan pintu berkisar 60 - 100 cm, tinggi 1,6 - 2,0 m, panjang 80 - 120 cm, diameter buis beton (gorong¬gorong) 60 - 80 cm, dan panjang buis beton tergantung lebar pematang bagian bawah. Bagi tambak teknologi sederhana dan semi-intensif pintu pembuangan air dapat terbuat dari pintu kayu atau PVC dengan ukuran disesuaikan kebutuhan.
Tuesday, 11 November 2008
Uhmm,,, eeewnaaakkk..
Untuk dapat diperoleh bakso yang berkualitas dan bernilat gizi tinggi diperlukan daging ikan 80 – 90 % dari jumlah keseluruhan bahan . Jika mutu bakso bagus , bakso ikan dapat dijadikan usaha yang menarik dan cukup menguntungkan.
Untuk itu perlu diperhatikan cara memproduksi bakso yang baik, mulai dari penanganan bahan baku sampai pemasaran.
Adapun bahan yg dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. daging ikan
Daging ikan merupakan bahan utama untuk membuat bakso ikan,. Daging yang baik adalah daging ikan yang berwarna putih yang sering terdapat pada jenis-jenis ikan seperti : kakap, kerapu, tenggiri, cumang, kemang dan lain-lain. Dengan daging berwarna putih ini akan dapat diperoleh warna yang lebih menarik dari bakso.
2. Tepung tapioca
Agar baksonya terasa lezat, bertekstur bagus dan bermutu tinggi, maka jumlah tepung yang digunakan sebaiknya antara10 – 15 % dari berat daging.
3. Es
Bahan penting lainnya dalam pembuatan bakso adalah es atau air es untuk melarutkan serta mempertahankan suhu.
4. Bumbu
Bumbu yang digunakan berupa garam dapur halus, bumbu penyedap (bawang putih dan merica).
Garam diperlukan sekitar 2,5 % dan penyedap 2 % dari berat daging.
Langkah membuat Bakso Ikan yaitu :
1. Setelah tiris daging dilumatkan sambil ditambah garam dan bumbu secukupnya.
2. Setelah daging lumat dan bumbu tercampur rata dan diperoleh adonan yang homogen, tambahkan es batu 15 – 20 % dari berat daging ikan.
3. Adapun fungsi es ini adalah untuk mempertahankan suhu dan menambah air kedalam adonan.
4. Adonan yang sudah homogen dicetak berbentuk bola bakso yang siap direbus, dengan ukuran sesuai selera.
5. Bentuk bola bakso tadi direbus dalam air mendidih hingga matang, yaitu bakso diangkat jika sudah mengapung dipermukaan air.
6. Kemudian bakso ditiriskan dan didinginkan dan selanjutnya bakso siap disajikan.
Apabila ingin dipasarkan maka bakso dapat dikemas dalam kantong-kantong plastik sesuai pesanan.
7. Sebelum bakso sempat dikirim, bakso dapat disimpan pada lemari pendingin atau refrigator bersuhu 5 O C. Dengan suhu 5 O C bakso tahan sampai 32 hari. Jika untuk pengiriman jarak jauh bakso dikirim dalam bentuk beku yang disimpan dalam cold storage.
magang lagi, PKL oke !!!
Akhirnya bs jg mghirup udara luar dari skian lamanya hdup and tinggal d Azrama Cikaret trcinta.
Mgkn bs dikatakan liburan jg nie....
Emang sie,, Skarang ntu angkatan 42 Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor msi dalm kegiatan Praktek Kerja Lapangan slama 22 hari. Lokasi tlah ditentukan oleh akademik, bersyukur bget gw dpet di daerah Cianjur. Lmyan ntuh bwt ngirit ongkos coz dkta sie (Bogor_cianjur dpt dtempuh dalm wktu 2 jam).
Tempat gw pkl lmyan jauh sie dr kota Cianjur, lbih tepatnya berlokasi di VEDCA jln Jangari km 14 Kec. Karang Tengah Kab. Cianjur.
Krjanya lmyan cape jg, tapi keren ko'
Yg jlaz gw betah dsni,,,
i love vedca,,
i love Cianjur,,
i love stp,,,
the last, sucsess 4 me...
bye,,bye..
Wednesday, 15 October 2008
PENYULUH PERIKANAN
Keberadaan penyuluh perikanan memiliki peran sangat penting dalam rangka mendukung pelaksanaan revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan serta melaksanakan UU No.16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Keberadaan penyuluh perikanan bertujuan untuk membangun potensi masyarakat dalam bidang perikanan tangkap, mengembangkan perikanan budidaya, meningkatkan kualitas produk, menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan industri perikanan nasional, serta memelihara lingkungannya.
Kedepan, sistem penyuluhan yang akan dikembangkan DKP ditujukan untuk mengembangkan kapasitas sumberdaya manusia kelautan dan perikanan dalam berperan mensejahterakan dirinya sendiri, serta mewujudkan industrialisasi perikanan nasional. Oleh karena itu, sudah sepatutnya bahwa Sistem Penyuluhan tersebut harus bersifat dinamis dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan masing-masing. Apalagi, keberadaan penyuluh kelautan dan perikanan berperan sebagai dinamisator, fasilitator maupun motivator, dan menjadi mitra sejati menjadi sangat diperlukan.
Penyuluh perikanan hingga Agustus 2008 baru tersedia sebanyak 4.205 orang (terdiri dari 2.840 orang penyuluh Pemerintah yakni penyuluh pertanian yang berlatar belakang perikanan, dan 1.365 orang penyuluh honor atau kontrak), sehingga masih dibutuhkan sebanyak 9.440 orang penyuluh perikanan Pemerintah lagi yang harus dipenuhi selama kurun waktu 5 tahun kedepan. Sedangkan terget secara keseluruhan penyuluh perikanan pada tahun 2013 adalah sebanyak 16.030 orang penyuluh perikanan, terdiri dari: 12.280 orang penyuluh perikanan Pemerintah, 2.450 orang penyuluh perikanan swasta, dan 1.300 orang penyuluh perikanan swadaya yang dikukuhkan oleh Bupati/Walikota setempat.
Kebutuhan 12.280 orang penyuluh perikanan Pemerintah pada tahun 2013 yang angkanya harus dikaji tersebut didasari pada asumsi bahwa: (1) kemampuan seorang penyuluh perikanan dalam melakukan pembinaan kelompok nelayan atau pembudidaya ikan dapat berjalan secara efektif maksimal terhadap 15 kelompok (@ 25-30 orang). Diasumsikan pula bahwa 70% di kecamatan seluruh Indonesia yang terdapat banyak usaha perikanan. Apabila setiap kecamatan diperlukan 3 orang penyuluh perikanan maka diasumsikan untuk bidang keahlian budidaya, penangkapan dan pengolahan hasil.
Penyuluh PNS tersebut belum dapat dikelola secara maksimal saat ini, karena masih belum adanya Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan. Dalam waktu dekat ini diharapkan dapat terbit Peraturan Menteri PAN tentang jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan yang terpisah dari Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian.
Adapun yang dimaksud penyuluh swasta adalah tenaga pemasaran benih, pupuk atau pakan dari perusahaan swasta, yang juga secara aktif telah melaksanakan penyuluhan. Pada saat budidaya udang merebak di tahun 1980-an, para “penyuluh” swasta inilah yang paling berperan dalam alih teknologi budidaya udang. Dalam era demokratisasi, industrialisasi dan penerapan teknologi maju seperti saat ini, efisiensi birokrasi harus diwujudkan dengan mengembangkan kemitraan bersama dengan perusahaan swasta, yang lama kelamaan dapat menjadi penyuluh PNS.
Sedangkan penyuluh swadaya adalah para nelayan atau pembudidaya ikan yang sudah relatif lebih maju dari teman-temannya dapat didorong dan difasilitasi oleh Pemerintah untuk menjadi penyuluh mandiri. Artinya, penyuluh dari nelayan atau pembudidaya.
Jakarta, Oktober 2008
Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi
ttd
Dr. Soen’an H. Poernomo, M.Ed.
INFO DKP
Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan Tutup Diklatpim IV Angkatan X Tahun 2008
Dalam sambutannya Kapuslat KP menyampaikan, "Bahwa Diklat adalah suatu wahana yang strategis untuk mendidik dan melatih para pejabat yang akan menduduki posisi tertentu di lingkup DKP. Oleh sebab itu hasil Diklat harus mampu diterapkan dalam lingkungan kerja masing-masing dengan sebaik-baiknya, dan mampu menjadikan panutan bagi staf dan rekan sejawatnya masing-masing". Di samping itu disampaikan juga oleh beliau, "Di masa kini Saudara—Saudara harus berprestasi di unit kerja masing-masing dengan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam Diklatpim IV ini. Prestasi mutlak diciptakan kalau Saudara-Saudara tidak ingin tenggelam, dan prestasi adalah implementasi dari Diklatpim IV yang telah Saudara-Saudara ikuti selama 43 hari". Dalam penyelenggaraan Diklatpim IV Angkatan X Tahun 2008, tema yang diusung adalah "Menjadikan Aparatur Kelautan dan Perikanan Yang Taat Azas dan Inovatif Dalam Rangka Meningkatkan Profresionalisme".
Pada kesempatan yang sama, Kepala BDA Sukamandi yang baru, Pola Panjaitan, A.Pi., M.M. sebagai Koordinator Penyelengara, menyampaikan 10 orang lulusan terbaik Diklatpim IV Angkatan X Tahun 2008, adalah sebagai berikut :
1. Kusdiantoro, S.Pi., M.Sc, dari Pusdatin, Setjen.
2. Kamdani, S.Pi., dari Balai Karantina Ikan Sentani, Puskari.
3. Frederick Paul B S, S.Pi.,M.M.CAAE., dari Biro Perencanaan, Setjen.
4. Albar Madeali, S.Pi., dari Dirjen KP3K.
5. Sumono Darminto, A.Pi.,S.Pi., dari Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Perikanan, Ditjen P2SDKP.
6. Machmud, S.P.,M.Sc, dari Sekjen P2HP, Ditjen P2HP.
7. Saut Tampubolon, S.Sos., M.M., dari Direktorat Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan, Ditjen Tangkap.
8. Purwaningsih, S.St.Pi., dari Direktorat Standarisasi Akreditasi, Ditjen P2HP.
9. Usni Arie, A.Md., dari BBBAT Sukabumi, Dirjen Perikanan Budidaya.
10. Joni Haryadi D, S.Pi., M.Sc, dari Pusat Riset Perikanan Budidaya, BRKP.
Thursday, 9 October 2008
Kata2 Yg Mempunyai Kekuatan
Bagitupun dgn kisah sang Penjagal Hitler yg memiliki kekuatan dalam menggerakan pasukan Nazi untuk membantai banyak umat manusia dengan kekuatan kata yang dimilikinya. Segala kejahatan perang yang dilakukan oleh anak buahnya juga akan kembali kepadanya sebagai seorang yang mengeluarkan perintah pertama.
Kata-kata ini menjadi begitu berenergi sebab didorong oleh kekuatan yang ada dalam jiwa. Kekuatan yang telah berhasil di bangun di alam jiwa itulah yang mencipta kekuatan dahsyat di alam nyata. Sehingga itu kata menjadi cerminan jelas kondisi seseorang. Ia menjadi duta hati yang menerjemahkan isyarat-isyarat jiwa. Maka tidaklah heran, seperti kata nabi,.
Selain didorong oleh perasaan jiwa yang sepenuh hati saat mengucapkannya, ada beberapa kata yang punya kekuatan dan memiliki daya sentuh tersendiri. Saya merasakannya demikian dan saya kira, kawan-kawan juga pernah merasakan hal yang sama..
Kata-kata tersebut antara lain:
1. Terimakasih
2. Tolong
3. Silahkan
4. ٍSaya Telah Bersalah
5. Saya minta Maaf
6. Saya Tidak Tahu
7. Saya Membutuhkanmu
Kata yang simple, tapi maknanya begitu kuat dalam suatu hubungan. Menunjukkan adanya saling ketergantungan, saling mengasihi serta kedekatan emosional yang menonjol. Kalimat ini sangat jarang saya pakai dalm kehidupan sehari-hati, tapi suatu ketika saya menggunakannya untuk seseorang kira2 bunyinya seperti ini, "aku baru sadar selama kau pergi, ternyata aku membutuhkanmu" . Gara-gara kalimat ini, seseorang tersebut bernafas dengan leganya dan berkata "akhirnya bisa juga kalimat itu keluar, ini sangat aku tunggu-tunggu" ...selanjutnya jadilah kami sahabat yang dekat dan saling menyayangi.
Penuh Kasih
Dalam hidup ini semua tidak ada yang abadi. datang dan pergi silih berganti. karena itu tidak usah suntuk mikirin sesuatu, meski sesuatu itu amat kita sayangi. karena saat sesuatu itu toh akan tidak lagi bersama kita. entah, apakah sesuatu itu bergerak atau pun tidak bergerak, bernafas maupun tidak, bisa nyanyi atau tidak, tidak akan berpengaruh pada kita. biarkan dia datang dan pergi, jadikan semuanya nyaman dan kita tidak rugi. sebut saja, "emangnya gue pikirin?"
INFO BARU DARI RMGB
Di samping itu kami juga sedikit agak lega karena status kontrakan asrama di Bogor kedepan mulai agak sedikit mendapat titik terang, dengan di tawarkannya 2 opsi dari Gubernur yaitu beli asrama yang permanen atau perpanjangan kontrak beberapa tahun (mudah2han lama kontrakannya sampai akhir hayat, yah.. sama aja dengan beli yang permanen ya?, he..he..)..
Untuk itu kami sangat berterima kasih atas segala dukungan dari mahluk tuhan yang bernama OH, salah satu orang muda.. ehh orang tua kita di milis yang selalu mendukung setiap aktivitas kawan-kawan di milis, termasuk segala aktivitas kami di asrama mahasiswa Gorontalo di Bogor.
Demikian informasi dari saya, mudah2han tidak di kritisi oleh MY dan alam semestanya, karena di anggap bukan pengetahuan, hik…hik… Bolo maapu wanu woluwo utilala.. (kami juga sertakan dokumentasi pertemuan mahasiswa Gorontalo di Bogor dengan Gubernur di rudis dan kegiatan panen raya di Moutong, Bonbol, maaf jika fotonya tidak sebagus kawan2 di milis para fotografer2, seperti OH, Tuturuga, Syamsu Panna, debby mano, Novi, Om Verry yang profesional, karena hanya di lakukan oleh kawan kami yang mempunyai obsesi menjadi tukang foto keliling dengan menggunakan fasilitas camera di HP).
Forum Maiyahan
Monday, 22 September 2008
INFO
DKP Tambah 500 Tenaga Penyuluh Lapangan
Untuk Tahun 2008
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) pada 2008 akan menambah tenaga penyuluh perikanan sebanyak 500 orang untuk mendukung pembangunan kelautan dan perikanan.
Siaran pers dari Pusat Pengembangan Penyuluhan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan (Pusbangluh, BPSDMKP) DKP di Jakarta, Senin (15/10), menyebutkan, penambahan itu dilakukan untuk meningkatkan jumlah Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK) yang ada saat ini.
Kegiatan rekruitmen PPTK tersebut untuk memenuhi kekurangan tenaga penyuluh perikanan yang ada di kabupaten/kota, serta meningkatkan penyelenggaraan penyuluhan perikanan yang efisien, efektif dan professional.
Sementara itu mengenai persyaratan untuk mendaftarkan PPTK pada 2008 disebutkan di antaranya pendidikan minimal D3, D4 atau S1 bidang perikanan, penyuluhan dan/ atau komunikasi serta berusia 22-35 tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif minimal 2,75 pada skala 0-4.
Sedangkan surat lamaran kerja dapat ditujukan kepada Kepala Pusat Pengembangan Penyuluhan, yang diketahui oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan atau Kepala UPT setempat. Tenaga yang telah diterima sebagai PPTK memiliki status kontrak kerja selama satu tahun sesuai anggaran berjalan dan dapat diperpanjang kontraknya sesuai kebutuhan
INSOMNIA
Banyak orang meninggal pada waktu pagi dari pada jam-jam lain sehingga sering disangka tidur.
Akibat Kurang Tidur
Kurang tidur dapat berdampak pada kwalitas hidup seseorang, dampak sosial dan meningkatkan angka kecelakaan.
Insomnia dipersepsikan sebagai kurang tidur atau kurang istirahat. Gejala kurang tidur lebuh banyak diderita oleh orang tua dari pada anak- anak. Wanita lebih banyak menderita insomnia dari pada Pria dengan ratio 4 : 3
Apa itu tidur sebenarnya ..?
Definisi dari tidur yang sehat yang dapat diterima oleh umum adalah kuantitas dan kualitas dari tidur yang diperlukan untuk menjaga kesigapan selama bangun (selama tidak tidur).
Pola tidur diatur oleh saraf pusat di otak yang bernama Super Chiasmatic Nucleus.
Pola tidur pada umumnya dapat dibago dua, yaitu tidur dengan gerakan mata tidak cepat atau yang diknal dengan Non Rapid eye Movement dapat disingkat dengan NON REM.
Dan satu kondisi yang lain adalah Rapid eye movemen atau REM.
Pada orang dewasa tidur NON REM berganti dengan tidur REM terjadi setiap hampir rata-rata satu setengah jam.
Tidur NON REM biasanya terjadi pertama menjelang tidur dan dapat memakan waktu 75 - 80 % dari waktu tidur.
tidur NON REM dibagi dalam dibagi dalam 4 tahap dan ini sejalan dengan kedalam tidur.
Tidur REM yang memakan waktu kira-kira 20 -25 % dari tidur orang dewasa , Tidur REM ini olah para ahli diduga bertanggung jawab terdapat rasa lumpuhnya otot otot
Penyebab dari tidur
1. Biasanya adalah siklus circardian.
2. Aging proses.
3. Sikap orang tua .
Yang diinginkan adalah dapat tidur dengan nyenyak pada malam hari. Apakah itu masalah kamu...?
Kamu banyak temannya...! Sulit tidur atau sulit ngantuk umumnya disebut dengan Insomnia.
Satu dari tiga orang pernah mengalami sulit tidur atau ngantuk.
Dari suatu penyeledikan (lancet) Insomnia merupakan penyebab sedih malas dan kerja buruk, karena setelah tidak dapat tidur semalaman orang jadi ngatuk pada keesokan harinya dan sulit berkonsentrasi.
Jenis Insomnia
Insomnia ada tiga (3) jenis.
1. Jenis transient (artinya cepat berlalu), oleh karena itu insomnia jenis ini hanya terjadi beberapa malam saja.
2. Jenis Jangka pendek. Jenis dapat belangsung sampai beberapa minggu dan biasanya akan kembali seperti biasa.
3. Jenis kronis (atau parah) gangguan tidak dapat tidur berlangsung le bih dari 3 minggu.
Penyebab Insomnia
Insomnia adalah gejala seperti juga gejala panas atau sakit kepala.
penyebab Insomnia mencakup :
Faktor Psikologi :
Stres yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab dari Insomnia jenis kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi penyebab insonia transient.
Problem Psikiatri
Depresi paling sering ditemukan. Kamu bangun lebih pagi dari biasanya yang tidak kamu ingini, adalah gejala paling umum dari awal depresi , Cemas ,Neorosa, dan gangguan psikologi lainnya sering menjadi penyebab dari gangguan tidur.
Sakit Fisik
Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung yang tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur.
Selama penyebab fisik atau sakit fisik tersebut belum dapat di tanggulangi dengan baik ,gangguan tidur atau sulit tidur akan dapat tetap dapat terjadi.
Faktor Lingkungan
Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan kereta api, pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi faktor penyebab susah tidur.
Gaya Hidup
Alkohol , rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur, juga dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.
Penyembuhan Insomnia
berikut ini adalah beberapa pendekatan penyembuhan insomnia.
1. tidurlah hanya sebanyak yang kamu perlukan untuk istirahat, atau untuk menyegarkan badan pada saat bangun tidur.
2. Miliki jadwal tidur yang reguler dan rasional
3. Jangan bekerja saat hendak tidur
4. Buat udara kamar tidur segar dengan ventilasi yang baik.
5. Kurangi suara yang tidak menyenangkan, kurang cahaya yang tidak diperlukan.
6. Jangan tidur dengan kondisi kamu lapar, sehingga akan membuat kamu erbangun nantinya
hanya karena ingin mencari makanan.
7. Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti pada kopi, cola, teh dan coklat.
8. Percayakanlah saat waktu bangun kamu pada alarm jam kamu.Dengan sering melihat jam di
kamar akan mempengaruhi reaksi emosi.
9. Olah raga ringan 6 jam sebelum tidur.
Olah raga aerobik selama 20 menit dapat meningkatkan suhu dan metabolisme badan dan
akan menurun kembali sekitar 6 jam kemudian.
Penurunan metabolisme dan suhu badan dapat memungkinkan tidur nyenyak.
10.Hilangkan segala kecemasan , pikiran tengtang rencana besok, pikiran tentang tugas yang
belum selesai.
Pendekatan Relaksasi
Pedekatan relaksasi yang paling banyak dipakai adalah Relaksasi Progresif Dengan menegangnya otot, kita belajar merasakan ketegangan tersebut, kemudian sampai kita dapat merasakan sensasi kebalikannya yaitu relaksasi.
Berikut ini cara melakukan latihan relaksasi progresif.
Relaksasi menakup latihan pernapasan melalui perut adalah tehnik relaksasi
yang paling mudah dipelajari.
Tariklah napas melalui hidung dengan tenang perlahan sambil rasakan aliran
udara yang melalui hidung dengan cara mengembangkan perut tanpa menggerak
kan dada.
Sekiranya cukup udara yang dihirup , berhentilah sejenak dan rasakan kenyamanan
dan ketenangan.
Setelah dirasakan cukup buanglah napas dengan perlahan-lahan tenang dengan me
ngempiskan perut secara perlahan dan tenang danrasakan kelegaan dan pembebasan
dari beban emosi yang ada.
Kenapa Kita Sulit Tidur ???
Wednesday, 17 September 2008
PENERIMAAN TARUNA BARU
Tahun Ajaran 2008-2009 dan 2009-2010
1. Calon dari Umum
Tuesday, 16 September 2008
SELAYANG PANDANG STP BOGOR
SEKOLAH TINGGI PERIKANAN BOGOR 1958 – 2008
(SPDMA[1]/SUPM[2]/SPP-SUPM[3] Negeri Bogor/Diklat APP[4] Bogor/APP[5] Bogor/
STPP[6] Bogor Jurusan Penyuluhan Perikanan/STP[7] Jurusan Penyuluhan Perikanan)
Tonggak Sejarah Awal Berdirinya SPDMA
Dua hal yang menjadi masalah pada waktu itu adalah kenyataan bahwa pengetahuan perikanan dari tenaga-tenaga lulusan seklolah pertanian terasa kurang, jika dikaitkan dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh seorang tenaga teknis Perikanan Darat. Pada saat itu, penyuluh atau pengamat yang baru masuk di Jawatan Perikanan Darat diberi pendidikan tambahan untuk mempelajari teknis secara mendalam di tempat pendidikan perikanan, seperti di Sukabumi dan Muntilan, di Balai Penyelidikan Perikanan Darat dan Laboratorium Perikanan Darat. Serta di daerah-daerah yang dianggap maju dalam lapangan perikanan darat.
Hal kedua adalah jumlah lulusan sekolah-sekolah pertanian yang bekerja di lingkungan Jawatan Perikanan darat sedikit sekali, karena sebagian besar ditarik Dinas Pertanian dan Perkebunan.
Hal-hal seperti itulah yang mendorong tokoh yang hadir dalam rapat sepakat agar Jawatan Perikanan Darat dengan dibantu Balai Penyelidikan dan Laboratorium Perikanan Darat, mendirikan Sekolah Perikanan Darat Menengah Atas dengan Lama pendidikan empat tahun. Pada tanggal 12 Februari 1956, R.S. Atmohardjono, Kepala Pusat Jawatan Perikanan darat, waktu itu menyampaikan permohonan secara resmi kepada Kementrian pertanian dengan surat pengajuan : No. 142/20/Rhs/1956, tentang Pembukaan sekolah Perikanan Darat Menengah Atas. Permohonan ini pada prinsipnya disetujui dan pada tanggal 29 Oktober 1956, bapak Eni Karim menteri Pertanian saat itu mengeluarkan Surat Keputusan No. SK/ 162/Um/56, yang memberi izin kepada Jawatan Perikanan Darat untuk membuka Sekolah Perikanan Darat Menengah Atas, dengan sayarat utama adanya seorang Direktur dan tiga orang guru tetap.
Dengan berpegang pada SK Menteri Pertanian tersebut direncanakan sekolah akan dibuka pertengahan tahun 1957, dan spesifikasinya sebagai berikut;
a. Lama pendidikan SPDMA adalah 4 tahun, terdiri dari 4 kelas dan pada kelas terakhir diadakan dua jurusan, yaitu Jurusan Penyuluhan dan Jurusan penyelidikan.
b. Pada tahun pertama, yang direncanakan pada pertengahan tahun 1957 itu akan dibuka tiga kelas sekaligus.
- Kelas I, untuk permulaan, menerima siswa yang berijazah SMP bagian B.
- Kelas II, sebagai kelas kursus persamaan. Yang diterima adalah mereka yang berijazah SPM atau sederajat, misalnya lulusan Kursus pengamat Perikanan Darat Jaman Jepang. Kelas ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan pendidikan yang sesuai dan diperlukan untuk jabatan yang akan mereka pegang nantinya.
- Kelas IV, kelas terakhir, untuk menampung siswa yang baru lulus dari SPMA. Kepada mereka diberikan tambahan pelajaran dengan titik berat bidang perikanan, sedangkan pelajaran-pelajaran yang sudah diperolehj dibebaskan.
Sampai pada saat yang direncanakan, pertengahan tahun 1957, pembangunan yang sudah selesai dilaksanakan adalah Kolam Praktik di Cimanggu, sedangkan pembangunan sekolah asrama dan perumahan masih dalam taraf pelaksanaan. Berhubungan hal demikian, peresmian yang sedianya akan dilaksanakan pada pertengahan tahun 1957, diundurkan pada tanggal 22 Desember 1958, sedangkan pelajaran akan dimulai pada tahun ajaran 1958/1959, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1958, berdasarkan Surat Pusat Jawatan Perikanan darat No. 6462/80/Pend/58 tertanggal 21 Juli 1958. berdasarkan surat ini pula penerimaan siswa baru dimulai pada bulan Juli 1958.
Pada kenyataannya rencana untuk membuka 3 kelas sekaligus pada tahun pertama juga tidak dapat ndilaksanakan. Maka pada tahun ajaran 1958/1959 hanya dibuka dua kelas, yaitu :
a. Satu kelas untuk Kelas I
Untuk kelas ini, yang diterima sebagai siswa adalah mereka yang berijazah SMP bagian B dengan nilai rata-rata 7 untuk Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, tanpa ada nilai kurang pada pelajaran lain atau bernilai rata-rata 8 atau lebih, bila terdapat 2 atau 3 mata pelajaran bernilai kurang. Mereka juga harus berbadan sehat, bebas dari penyakit paru-paru, berkelakuan baik serta disetujui orang tua/wali, serta sanggup berikatan dinas dengan pemerintah daerah/Swatantra Tingkat I atau Tingkat II selama 6 tahun, yaitu 4 tahun pendidikan ditambah 2 tahun kerja. Calon siswa berumur antara 16 – 20 tahun.
b. Satu Kelas untuk Kelas II
Kelas ini diperuntukkan bagi mereka yang berijazah SPMA tahun 1956, 1957 atau 1958 dengan nilai rata-rata minimal 6,5. diutamakan mereka yang mengikuti jurusan Ilmu Pasti dan Ilmu Alam di kelas II SPMA, belum bekerja atau tidak bekerja pada Jawatan/Dinas Perikanan, belum kawin, berbadan sehat dan kuat serta berkelakuan baik berdasarkan keterangan Polisi/Pamong Praja atau Direktur SPMA yang bersangkutan. Mereka juga harus bebas dari penyakit paru-paru dan bagi yang berumur di bawah 21 tahun harus ada persetujuan orang tua/wali. Lamnaya ikatan dinas bagi kelas ini adalah 1 tahun pendidikan ditambah 2 tahun kerja, menjadi 3 tahun.
Pembukaan tahun ajaran pertama yang direncanakan tanggal 1 Oktober 1958 baru dapat dilaksanakan tanggal 10 Nopember 1958 dan pelajaran secara aktif mulai diberikan keesokan harinya tanggal 11 Nopember. Akhirnya pada tanggal 22 Desember 1958 keberadaan SPDMA diresmikan oleh Yang Mulia menteri Pertanian Mr. R Sadjarwo. Tanggal inilah yang sampai sekarang diperingati sebagai hari lahirnya SPDMA.
Perjalanan SPDMA sampai menjadi STP Jurusan Penyuluhan Perikanan (1958 – 2008)
Pada tahun 1972, kebijaksanaan Direktorat Jenderal Perikanan dalam pembangunan perikanan mulai bergeser ke arah industrialisasi. Untuk itu diperlukan tenaga-tenaga teknik opersional tingkat menengah yang cakap dan terampil baik sebagai produsen yang dinamis dan rasional maupun dalam pengisian tenaga kerja. SPDMA yang mula-mula bertujuan untuk menghasilkan tenaga penyuluh dirasa tidak sesuai lagi dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja untuk mengusahakan produksi yang diarahkan kepada industri perikanan. Untuk memenuhi hal ini, maka Direktur Jenderal perikanan dengan Surat Keputusan No. H. II/2/7/14/1972 tanggal 14 Desember 1972 mengubah Sekolah Perikanan Darat Menengah Atas (SPDMA) Bogor menjadi Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Bogor. Namun demikian sampai tahun 1974 SUPM masih meluluskan siswa SPDMA, baru pada tahun ajaran 1975 SUPM benar-benar murni.
Pada tahun 1974, Pemerintah dengan Kepres RI No. 45/1974 tanggal 26 Agustus 1974, melakukan perumusan kedudukan, tugas pokok dan susunan organisasi pada semua Departemen. Di Departemen Pertanian dibentuk Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian (BPLPP – sekarang Badan Pengembangan SDM Pertanian) yang mempunyai tugas pokok membina unit-unit pendidikan, latihan dan penyuluhan di lingkungan Departemen Pertanian.
Atas dasar Kepres tersebut, Menteri Pertanian mengeluarkan Surat Keputusan No. 136/Kpts/Org/4/1975 tahun 1975 yang mengalihkan fungsi dan wewenang pembinaan Sekolah Usaha Perikanan Menengah Bogor dari Direktorat Jenderal Perikanan kepada Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian.
83/SK/BPL/XI/75
H.II/2/8/2075Meskipun status SUPM sudah berpindah, namun pada tahap-tahap awal pembinaan terhadap SUPM Bogor masih dilakukan bersama-sama antara BPLPP dan Direktorat Jenderal Perikanan. Hal ini diatur melalui Surat Keputusan Bersama Kepala badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian dan Direktur Jenderal Perikanan Nomor Tanggal 3 Nopember 1975. Sesuai dengan SKB ini, penyelenggaraan pendidikan tenaga perikanan melewati SUPM Jurusan Budidaya (serta Akademi Usaha Perikanan/AUP) dan SUPM Jurusan Penangkapan merupakan pelaksanaan kebijaksanaan dalam penyediaan tenaga-tenaga terampil bagi kedinasan dan usaha-usaha perikanan. Pembinaan teknis edukatif dilaksanakan oleh Badan pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian, sedangkan pembinaan teknis operasional diserahkan kepada Direktorat Jenderal perikanan. Implementasi SKB ini bagi SUPM Jurusan Budidaya antara lain dalam pengembangan praktik hendaknya tetap sesuai dengan yang digariskan oleh Direktorat Jenderal Perikanan demi untuk memenuhi tenaga di lapangan.
Pada tahun 1979, Menteri Pertanian mengeluarkan Surat Keputusan No, 151/Kpts/Org/3/1979 tentang Organisasi dan Tata Kerja sekolah Usaha Perikanan Menengah yang isinya antara lain; SUPM adalah unit pelaksana teknis di bidang pendidikan-pendidikan kejuruan pertanian dalam lingkungan Departemen Pertanian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian. SUPM bertugas melaksanakan pendidikan perikanan tingkat lanjutan atas di bidang usaha perikanan budidaya untuk memenhi kebutuhan tenaga pelaksana lapangan dalam usaha perikanan yang dapat melaksanakan kegiatan bantuan pada pembangunan perikanan di wilayah. Dengan adanya SK ini, SUPM Bogor sepenuhnya berada di bawah wewenang Badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian, dan yang lebih penting nama SUPM Jurusan Budidaya Bogor diubah menjadi SPP – SUPM Negeri Bogor.
Perumusan tujuan fungsi dan tugas, Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri menjadi lebih jelas dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 715/Kpts/Um/M/1979 tentang Peraturan dasar Sekolah Pertanian Pembangunan Negeri. Berdasarkan Sk ini tujuan SPP adalah :
1. Menghasilkan manusia yang berjiwa Pancasila dan Bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat.
2. Menghasilkan tenaga pertanian tingkat menengah yang memiliki pengetahuan, kemampuan, berjiwa serta berperilaku wiraswasta dalam pembangunan pertanian.
Adapun tugas dan fungsinya adalah :
1. Sekolah bertugas melaksanakan pendidikan pertanian tingkat menengah atas untuk memenuhi tenaga pembangunan pertanian.
2. Sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga pendidikan formal kejuruan pertanian tingkat menengah atas dan merupakan pusat pengembangan pembangunan di wilayah lingkungannya.
Khusus untuk SUPM, pada tahun 1983 keluar lagi SK Menteri Pertanian No. OT.210/415/Kpts/6/1983 tentang penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Usaha Perikanan Menengah yang berisi antara lain :
1. Sekolah Usaha Perikanan Menengah, adalah unit pelaksana teknis pendidikan kejuruan formal perikanan di lingkungan Departemen Pertanian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian.
2. Sekolah Usaha Perikanan Menengah, mempunyai tugas melaksanakan pendidikan kejuruan formal perikanan 3 tahun bagi tamatan Sekolah Menengah Pertanian tertentu sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam rangka memenuhi Tenaga pelaksana Lapangan di bidang Pembangunan Perikanan.
3. Sekolah Usaha Perikanan Menengah mempunyai fungsi :
- melaksanakan pendidikan dan pengajaran berupa teori dan praktik sesuai dnegan kurikulum yang berlaku.
- Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa di sekolah.
- Melaksanakan bimbingan siswa untuk pengabdian kepada masyarakat tani dalam bidang pembangunan pertanian.
- Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga sekolah dan perlengkapan pendidikan.
Dalam perkembangannya, pada tahun 1984, berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 578/Kpts/Dl/210/8/1984 tentang sistem dan program studi, pola dasar kurikulum dan katalog bidang studi SPP, SPP – SUPM Negeri Bogor mempunyai dua program studi, yaitu :
1. Program Studi Budidaya Air Tawar.
2. Program Studi Budidaya Air Payau.
Perlu ditambahkan bahwa berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 8 Desember 1986 No. 2245/D/8/86 dan Surat Keputusan Menteri Pertanian tanggal 3 Januari 1987 No. 1/Kpts/DL.210/i/1987, SPP – SUPM Negeri Bogor menyelenggarakan Pendidikan dan Latihan Program Diploma III Ahli Penyuluhan Pertanian dengan cluster Keahlian Perikanan yang mulai dilakukan pada tanggal 2 Maret 1987. Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : B.200/I/ Menpan/2/1989 tanggal 22 Februari 1989, menetapkan bahwa Diklat APP Bogor termasuk type A yang mempunyai tiga keahlian yaitu : (a) Bagian Pertanian di Cibalagung (b) Bagian Peternakan di Cinagara dan (c) Bagian Perikanan di Cikaret.
Diklat APP Bogor adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian Departemen Pertanian. Secara Operasional Diklat APP dikoordinasikan oleh Pusat Pembinaan Pendidikan Pertanian, sedangkan secara Akademik pengawasan dan pembinaan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Tim Pembina dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor : 30/Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi, maka Diklat APP Bogor pada tahun 1993 berkembang menjadi suatu Perguruan Tinggi Kedinasan dengan nama Akademi Penyuluhan Pertanian (APP) Bogor, berdasarkan : 1) Persetujuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 56111/MPK/92 tanggal 30 September 1992 ; 2) Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam suratnya Nomor : B-146/T/93 tanggal 9 Pebruari 1993 ; dan 3) Surat Keputusan Menteri Pertanian No : 124/Kpts/OT.210/2/93.
Sejak Tahun 2001, APP telah meningkat statusnya menjadi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) sesuai dengan Keppres No. 5 tahun 2001 tentang Pendirian STPP Bogor dan STPP Malang.
Sejalan dengan perkembangan pemerintahan, sejak tahun 2000 Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan RI telah terbentuk. Direktorat Jenderal Perikanan yang mendirikan SPDMA Bogor, telah melebur di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dan seluruh UPT yang menangani bidang perikanan telah beralih dari Departemen Pertanian ke Departemen Kelautan dan Perikanan. Jurusan Penyuluhan Perikanan dengan institusi di bawah STPP Bogor belum di alihkan ke DKP. Hal ini sesuai dengan arahan Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor 250/M.PAN/7/2000 tanggal 19 Juli 2000, perihal Organisasi dan Tata kerja di Lingkup Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan, yang menjelaskan bahwa Jurusan Penyuluhan Perikanan dimaksud dapat dimanfaatkan oleh Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan.
793/SM.620/A/11/05 08/SJ/DKP/KB/XI/2005
Perkembangan selanjutnya dengan adanya amanah dari UU Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan, Jurusan Penyuluhan Perikanan pada Tahun 2006 dialihkan ke Departemen Kelautan dan Perikanan dengan institusi di bawah Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. Hal ini terkait dengan Surat Kesepakatan Bersama antara Departemen Pertanian dan Departemen Kelautan dan Perikanan No. Tentang Pengalihan Pengelolaan Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor.
1958
1972
1986
1979
Diklat Akademi Penyuluhan Pertanian (APP) Bogor Bidang Perikanan
Sekolah Pertanian Pembangunan – SUPM
(SPP – SUPM) Bogor
Akademi Penyuluhan Pertanian (APP) Bogor Jurusan Penyuluhan Perikanan
Sekolah Usaha Perikanan Menengah
(SUPM) Bogor
2001
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor Jurusan Penyuluhan Pertanian
2006
Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor
Pimpinan Sekolah Perikanan Bogor dari Masa ke Masa
ABDOESSAMAD DJAINGSASTRO, Direktur SPDMA
1958 – 1972
Tempat/Tanggal Lahir : Sumenep, 10 Desember 1916
SLAMET SOESENO, Direktur SPDMA/SUPM 1972 – 1973
Tempat/Tanggal Lahir : Madiun, 16 Juni 1927
HUSNI ALIE, B.Sc, Direktur SUPM/SPP-SUPM Bogor
1973 – 1981
Tempat/Tanggal Lahir : Kutabullah,Aceh, 30 Desember 1937
SOEMARNO, M.Ed, Kepala SPP – SUPM Negeri Bogor
1982 – 1990
Tempat/Tanggal Lahir : Purwokerto, 24 Juli 1941
Ir. ONDI MULYADI SUKMA, M.Ed, Kepala SPP – SUPM Cikaret / Kepala Seksi Lapangan II Diklat APP 1990 – 1998
Tempat/Tanggal Lahir : Ciamis, 25 Mei 1946
Dr. Ir. AZAM BACHUR ZAIDY, MS, Kepala APP Bogor/Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor 1998 – 2001
Tempat/Tanggal Lahir : Jepara, 13 Juni 1958
Ir. RINA, M.Si, Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan STPP Bogor/Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) 2001 – 2006
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 22 Januari 1962
ISKANDAR MUSA, A.Pi., MM, Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan (STP) 2006 – Sekarang
Tempat/Tanggal Lahir : Bireun, 14 Maret 1960
Sunday, 14 September 2008
Serba-Serbi Perikanan
Kelebihan ikan nila dengan warna daging yang putih dan tidak terdapat duri halus menjadikan ikan tersebut lebih disukai. Sehingga dibutuhkan dalam jumlah yang besar, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor.
Kolam air deras membutuhkan debit air yang relatif besar. Air yang masuk ke dalam kolam dengan aliran deras dimaksudkan untuk meningkatkan daya dukung wadah dalam menunjang pertumbuhan ikan yang dibudidayakan.
Kelebihan dari aliran air yang deras adalah sebagai berikut :
Kadar Oksigen terlarut dalam air berada pada tingkat yang jenuh, sehingga oksigen terlarut dalam air berlimpah.
Tingginya kadar oksigen terlarut memungkinkan kepadatan ikan yang dibudidayakan relatif tinggi, sehingga dapat mendukung peningkatan produksi dan produktivitas.
Sisa makanan dan kotoran ikan mudah terbawa aliran air ke luar kolam sehingga menghindari pembusukan dalam kolam yang dapat berpengaruh pada pertumbuhan ikan.
Pemilihan Lokasiuntuk memulai usaha pembesaran ikan di kolam air deras, pemilihan lokasi budidaya dilakukan dengan beberapa pertimbangan, baik dari aspek teknis, ekonomis maupun sosial.
2. Air
Sumber Faktor dominan yang menentukan keberhasilan budidaya nila di KAD adalah kualitas, kuantitas dan kontinuitas air. Air dibutuhkan dalam jumlah banyak, dengan kualitas baik dan secara terus-menerus.Sumber air dapat dibedakan menjadi 2 (dua) golongan yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan adalah air yang mengalir masuk ke kolam mengikuti arah gravitasi misalnya air hujan, air sungai, airdanau dan mata air. Air tanah yang berasal dari sumur, baik sumur artesis maupun sumur dalam.
KualitasPengelolaan kualitas air penting untuk mendukung pertumbuhan dan reproduksi ikan yang dibudidayakan. Lingkungan perairan berpengaruh terhadap kesehatan ikan. Kondisi yang tidak sesuai akan menimbulkan stres sehingga ikan mudah terserang penyakit. Nila merupakan jenis ikan yang relatif toleran terhadap rendahnya kualitas air dibandingkan ikan budidaya lainnya.
Konsentrasi oksigen terlarutNilai oksigen terlarut sangat penting bagi parameter kualitas air karena oksigen dibutuhkan dalam berbagai aktivitas fisik ikan. Kandungan oksigen optimum yang dapat menunjang pertumbuhan ikan adalah 5 mg/l.
Karbondioksida (CO2)Konsentrasi karbondioksida yang tinggi dapat menekan aktivitas pernafasan ikan sehingga menimbulkan stress bagi ikan. Kadar CO2 tidak boleh lebih dari 15 ppm.
Suhu AirSuhu air sangat berpengaruh terhadap kesehatan ikan. Ikan mempunyai batas suhu tinggi dan rendah serta suhu optimal untuk pertumbuhan, inkubasi telur, konversi makanan dan resistensi/ketahanan terhadap penyakit tertentu. Batas optimum suhu sangat bergantung pH, kandungan oksigen dan faktor lain seperti ketinggian tempat, kedalaman air dan cuaca. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 28-32°C.
pHNila dapat tumbuh dengan baik pada perairan dengan kisaran pH 5-10. Namun pH optimum yang dapat menunjang perkembangan dengan baik adalah 6,5-8.Ammonia (NH3)Sisa pakan berlebih merupakan sumber ammonia. Pada pH tinggi, ammonia menjadi bentuk tak terion yang beracun. Perubahan mendadak dapat mengakibatkan insang rusak. Nafsu makan ikan dan pertumbuhan akan terhambat pada konsentrasi 0,08 mg/l dan kematian akan terjadi pada 0,1 mg/l.
Fluktuasi (perubahan) alkalinitas yang cukup drastis akan membahayakan ikan. Kejadian itu dapat dicegah bila perairan mempunyai sistem buffer yang memadai (mengandung mineral bikarbonat, bikarbonat, borat dan silikat).
Bahan Organik :
kandungan bahan organik dalam jumlah yang tinggi dapat mencemari lingkungan karena mengakibatkan turunnya kadar oksigen, meningkatnya CO2 dan kekeruhan.
Kekeruhan :
mempengaruhi daya ikat air terhadap oksigen. Air keruh menyebabkan ikan kekurangan oksigen, nafsu makan berkurang, batas pandang ikan berkurang serta tertutupnya insang oleh partikel lumpur.
KuantitasBudidaya ikan di kolam air deras memerlukan air dalam jumlah yang banyak. Hal ini disebabkan ukuran wadah relatif kecil dibandingkan padat tebar benih yang tinggi, sehingga memerlukan kadar oksigen terlarut yang tinggi dan dapat dipenuhi dengan pemasukan air yang cukup banyak secara terus menerus (kontinyu). Jumlah air yang optimum dapat ditentukan dengan menghitung debit air yang masuk ke dalam kolam.
Debit air dihitung dari hasil pembagian volume kolam dengan waktu yang diperlukan untuk mengisi kolam kosong hingga penuh. Debit air yang optimum adalah sejumlah air yang masuk untuk memenuhi volume kolam dalam waktu 10 menit.
KontinuitasKetersediaan air untuk kolam air deras harus sepanjang tahun dalam jumlah yang memadai. Pada musim kemarau tidak kekurangan dan pada musim hujan tidak banjir.
Kriteria EkonomisLahan yang digunakan dapat menunjang keberlangsungan usaha budidaya, antara lain akses jalan dan pasar. Kemudahan transportasi dapat memperlancar penyediaan sarana dan prasarana budidaya. Kemudahan memasarkan hasil panen ke pasar bahkan pembeli langsung dapat memberi tambahan keuntungan bagi pembudidaya.
Kriteria SosialArea budidaya hams memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, antara lain meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat, kesempatan usaha dan penyerapan tenaga kerja, serta memenuhi kebutuhan protein hewani. Pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi dapat menjamin keamanan areal budidaya dan keberhasilan usaha.
Kontruksi KolamKontruksi kolam dibangun sedemikian rupa sehingga mampu menahan dan menampung air dalam debit dan jumlah besar. Kolam air deras dapat dibuat secara permanen. Kolam permanen menggunakan bahan utama semen, pasir, batu dan batu bertulang dengan proses pengecoran.
Dinding bagian dalam kolam dibuat relatif halus untuk mencegah kerusakan ikan akibat gesekan dengan dinding karena ikan nila mempunyai kebiasaan menggesek bagian tubuhnya ke dinding. Campuran bahan perekat pembentukan lapisan dalam dinding harus kuat untuk mengurangi kemungkinan bocor.
Kemiringan dasar kolam untuk mempermudah pembuangan endapan, pengeringan dan pemanenan ke arah pintu pembuangan utama.
Sebagai pelengkap dibuat juga bak penampungan sekaligus penyaring (filter). Bak penampungan berfungsi sebagai tempat persediaan air, penampungan ikan hasil panen serta penyaring dari berbagai kotoran. Sebagai pembagi air, bak penampungan ini sebaiknya ditempatkan pada saluran masuk dari saluran Saluran pembagi air dibuat untuk menunjang kelancaran distribusi air dari bak penampung menuju kolam pemeliharaan. Tata letak dan desain diusahakan tidak menghambat pergerakan air yang menuju kolam. Saluran air sebaiknya dibuat memanjang dan lurus searah kolam pemeliharaan.
Bentuk kolam air deras dapat berupa segi empat, segi tiga, bulat dan oval.
Kolam segi tigaPergantian air yang cepat memungkinkan kolam mempunyai kejenuhan O2 terlarut yang tinggi pada air permukaan. Namun tidak terdistribusi dengan Baik pada bagian dasar kolam. Inilah yang menyebabkan ikan cenderung bergerak di dekat pemasukan air. Pengaruhnya akan nyata pada ukuran ikan hasil panen yang beragam karena persaingan tempat dan kebutuhan oksigen serta pakan yang sangat tinggi.
Kolam segi empat Kolam segi empat mempunyai titik aliran air yang mati yaitu pada sudut-sudut kolam tempat akumulasi berbagai polutan Berupa partikel lumpur, sisa pakan dan kotoran ikan. Kolam ini potensial terjadi pengendapan kecuali air yang masuk relatif bening. Pengendapan dikurangi dengan membuat pintu masuk dan keluar air seukuran dengan lebar kolam agar padatan terdorong keluar dari kolam.
Kolam BulatKolam berbentuk bulat relatif baik digunakan namun tidak efisien dalam penggunaan lahan. Area yang digunakan relatif luas karena terdapat lahan tersisa pada beberapa tempat di antara bangunan perkolaman yang ada.
Kolam ovalKelebihan yang dimiliki adalah tidak terdapat titik mati pada hampir semua sudut kolam, sehingga mendukung pergerakan air masuk serta difusi dan penyebaran O2 terlarut dan kecil kemungkinan terakumulasi bahan polutan. Bentuk oval juga memberikan efektifitas dan efisiensi pada hampir seluruh kegiatan pemeliharaan yaitu meningkatnya konversi pakan, kepadatan serta produktifitas kolam. Aktivitas ikan merata pada seluruh bagian kolam, sehingga pada saat pemberian pakan dan kegiatan lain ikan tidak bergerombol. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas budidaya.
Teknik Pembesaran
1. Wadah dan Alat
Kolam berukuran 8 x 2 x 2 m dengan volume air 25 m2 sebanyak 12 buah, dengan peralatan yang diperlukan antara lain 2 buah hapa untuk panen dengan mesh size 5 mm berukuran 2 x 2 x 1 m2, scoop net/ lambit 4 buah dan 1 buah jaring.
2. Persiapan kolam
- Pembersihan dan pengeringan kolam agar lebih higienis setelah panen total
- Penjemuran kolam selama 2-3 hari untuk mengurangi kelembapan kolam dan mematikan lumut yang tumbuh pada dasar atau dinding kolam.
- Perendaman dengan larutan KMn04 (kalium permanganat) sebanyak 2 gram/m3 selama 2-3 hari.
- Pengisian dengan air yang baru sesuai ketinggian air yang diperlukan.
- Sebelum ditebar (jika diperlukan) benih disucihamakan dengan direndam dalam larutan kalium permanganat konsentrasi 4-5 ppm dalam waktu 15-30 menit.
- Adaptasi suhu, agar suhu air pada wadah kemasan ikan sama dengan suhu air kolam, yaitu dengan cara wadah kemasan benih direndam dalam air selama beberapa waktu sebelum ditebar ke dalam wadah.
- Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
- Benih ikan berukuran 20 gram/ekor dengan padat tebar 100 ekor/m2 atau 50 gram/ekor dengan padat tebar 20 ekor/m2 atau 1000 ekor/kolam.
Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 26-28 %. Pemberian secara berkala dengan dosis 3-4% dari bobot total ikan/hari. Frekuensi pemberiannya, 3 kali sehari (pagi, siang dan sore).
Dengan patokan dosis tersebut, maka bobot pakan per hari dapat berubah seiring dengan penambahan bobot ikan dalam kolam. Penambahan bobot tersebut sering disebut dengan pertumbuhan. Besarnya pertumbuhan dapat diketahui melalui teknik sampling (mengambil beberapa ekor ikan dan menimbang bobotnya). Bobot total ikan dalam kolam adalah perkalian antara bobot rata-rata ikan yang disampling dengan jumlah ikan yang dipelihara.
Penyesuaian jumlah pakan disesuaikan dengan hasil sampling bobot total ikan yang dilakukan dua pekan sekali.
Pembesaran nila untuk mencapai ukuran 100 hingga 20 ekor/kg mortalitasnya relatif rendah. Pada tahapan selanjutnya yaitu 20 hingga 2 ekor/kg biasanya terjadi kematian yang cukup tinggi akibat gesekan antar ikan yang menimbulkan luka. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kematian ikan yaitu :
- Pemilihan pakan/pelet jenis terapung
- Pemberian pakan menyebar, tidak terkonsentrasi pada area tertentu.
Panen dilakukan dengan cara menyurutkan air hingga ikan dapat ditangkap dengan mudah. Apabila ikan akan diangkut jarak jauh dalam keadaan hidup maka sehari sebelumnya ikan diberok (tidak diberi pakan)
Untuk tujuan pasar lokal, ukuran panen rata-rata 350 gram/ekor. Sedangkan untuk tujuan ekspor, waktu pemeliharaan mencapai 4 bulan hingga ukuran ikan minimal 500 gram per ekor.