SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
JURUSAN PENYULUHAN PERIKANAN
PEMBINAAN USAHA BUDIDAYA IKAN BANDENG AIR TAWAR (Chanos chanos Forsk) MELALUI PEMBERDAYAAN KELOMPOK DI KECAMATAN KAYEN KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH *)
Oleh : Abdul Karim Anwar**)
Pembimbing : 1. Iskandar Musa, A.Pi., M.Si
2. Ade Sunaryo, S.ST., M.Sc
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Pati sudah sejak lama dikenal sebagai salah satu daerah penghasil ikan (khususnya bandeng) terbesar di Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten yang secara geografis terletak di sepanjang pantai ini mempunyai potensi pengembangan usaha perikanan yang sangat besar, baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Potensi perikanan di Kabupaten Pati cukup potensial untuk dikembangkan dan diharapkan akan menjadi salah satu sektor andalan dalam pengembangan potensi daerah di masa yang akan datang. Mengingat potensi yang ada dan peran sektor perikanan yang sangat besar, maka perlu dilakukan berbagai langkah dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan usaha perikanan.
Keberhasilan pengembangan usaha perikanan darat, terutama budidaya ikan bandeng ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor geografis yang mendukung pelaksanaan budidaya ikan bandeng antara lain adalah faktor fisik (kondisi tanah dan kondisi air) serta faktor sosial ekonomi (tenaga kerja, penyediaan benih, pemasaran,modal, hasil produksi, dan gangguan penyakit). Sejak tahun 1998 usaha budidaya ikan Bandeng Air Tawar berhasil dikembangkan di Kabupaten Pati yakni terdapat di wilayah administrasi Kecamatan Kayen yang mempunyai lahan tambak seluas 225,40 Ha (BPS, 2000).
1.2. Identifikasi Perumusan Masalah
Beberapa masalah yang diperoleh selama kegiatan identifikasi dirincikan sebagai berikut:
1. Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh para pembudidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen masih kurang. Selain itu jumlah petugas perikanan, terutama petugas teknis yang profesional dan memahami bidang perikanan masih terbatas
2. Kurangnya minat masyarakat dalam memanfaatkan pekarangannya untuk usaha budidaya ikan bandeng air tawar.
3. Terdapat ancaman yang menjadi hambatan dalam kegiatan budidaya ikan bandeng yaitu adanya serangan hama penyakit, adanya pencemaran air sebagai akibat dari penggunaan obat-obatan dan pestisida dari kegiatan pertanian, serta mahalnya harga pakan ikan.
4. Kelembagaan kelompok usaha budidaya ikan bandeng ikan air tawar belum berjalan dengan baik yang diindikasikan oleh kelengkapan administrasi kelompok yang masih sederhana, kurang adanya kerjasama dengan pihak terkait, pengorganisasian belum profosional, serta dalam segi promosi produk yang dihasilkan masih kurang.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan Praktek Akhir (PA) ini, yaitu:
1. Mengembangkan kemampuan kelompok pembudaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen melalui pembinaan dan pemberdayaan kelompok dalam usaha budidaya ikan bandeng air tawar yang dirumuskan atas dasar pendekatan berbagai metoda penyuluhan secara partisipatif dan sesuai dengan kemampuan pelaku usaha (sasaran penyuluhan), sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan kelompok dalam menjalankan perannya sebagai kelompok pembudidaya, yaitu: 1) kelompok sebagai kelas belajar mengajar; 2) kelompok sebagai unit produksi perikanan; dan 3) kelompok sebagai wahana kerjasama.
2. Meningkatkan kinerja kelompok pembudidaya dengan cara peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Ketrampilan (PSK) bagi pembudidaya melaui program penyuluhan dalam kegiatan kunjungan kelompok, kunjungan rumah/anjangsana, dan temu usaha.
3. Meningkatkan pendapatan kelompok pembudidaya melalui perbaikan teknologi tepat guna yang diterapkan dalam usaha budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati
4. Membantu membenahi kelembagaan kelompok dengan cara memfasilitasi dalam membuat administrasi kelompok dan menjadi intermedier antara kelompok pembudidaya dengan penyuluh yang membidangi perikanan di Kecamatan Kayen sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan kelompok pembudidaya ikan bandeng air tawar dalam mengelola kelembagaannya.
Sedangkan manfaat Praktek Akhir (PA) ini antara lain :
a. Memberikan informasi mengenai potensi dan keragaan usaha budidaya ikan bandeng air tawar serta program penyuluhan yang perlu dilakukan.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa/ taruna dalam menyampaikan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diterima dalam bentuk suatu sistem pembinaan usaha budidaya ikan bandeng air tawar pada kelompok pembudidaya di Kecamatan Kayen.
c. Terciptanya pembudidaya ikan bandeng yang mempunyai pengetahuan luas baik mengenai teknologi usaha budidaya ikan bandeng air tawar maupun kemampuan untuk manajerial usahanya.
d. Secara umum kegiatan ini dapat membantu menumbuhkan inovasi kepada masyarakat khususnya pembudidaya ikan bandeng untuk lebih memperhatikan usahanya dengan penerapan teknologi yang diberikan melalui kegiatan pembinaan dan pemberdayaan kelompok budidaya ikan bandeng air tawar yang ada di Kecamatan Kayen.
**) Taruna Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan di bawah bimbingan Iskandar Musa,A.Pi., MSi sebagai pembimbing I dan Ade Sunaryo S.ST., M.Sc sebagai pembimbing II.
II. KERANGKA PEMBINAAN USAHA
2.1. Sasaran
Secara umum sasaran dari pembinaan usaha budidaya ikan bandeng air tawar antara lain :
c. Pelaku utama yaitu kelompok pembudidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.
d. Pelaku usaha yaitu RTP penghasil benih, padagang saprodi, pedagang peralatan dan pemasar hasil.
e. Stekaholder yaitu pihak yang berkepentingan dengan pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar antara lain pemerintah daerah, lembaga penyuluhan, dan lembaga perekonomian.
2.2. Pendekatan Perencanaan
2.1.1 Sistem Produksi
Sistem produksi bagi penyelenggaraan usaha budidaya ikan bandeng dapat dilakukan dalam 3 alternatif yaitu (Praptokardio, 2008) :
1) Sistem produksi sederhana yakni mengutamakan penyediaan pakan alami (klekap) sebagai sumber materi energi utama bagi pertumbuhan ikan bandeng.
2) Sistem produksi maju (plus pakan buatan) yaitu selain penggunaan komponen penunjang bagi peningkatan pakan alami, juga digunakan pakan buatan menjelang 2 bulan sebelum masa panen. Pemberian pakan buatan berkisar antara 3 – 5% dari perkiraan bobot biomasa dengan frekuensi pemberian sebanyak 3 kali dalam sehari.
3) Sistem produksi gabungan antara sistem produksi sederhana dan sistem produksi maju menggunakan pakan buatan.
2.1.2 Sistem Bisnis
2.1.2.1 Ketersediaan Pasar
Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, maupun menghasilkan dan mendistribusikan (memasarkan) barang. Ketersediaan pasar sangat menentukan dalam kelancaran produksi ikan, sehingga usaha budidaya ikan bandeng air tawar ini harus didukung oleh ketersediaan pasar
2.1.2.2 Modal
Besarnya modal untuk budidaya ikan bandeng tergantung dari luas areal yang diusahakan. Modal untuk budidaya ikan bandeng antara lain digunakan untuk pembelian benih, pupuk, obat-obatan, pakan, bahan bakar, biaya panenan, dan biaya lain-lain.
2.1.2.3 Hasil produksi
Hasil produksi atau produktivitas lahan adalah kemampuan suatu lahan untuk menghasilkan sesuatu atau daya produksi. Hasil produksi merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan suatu usaha. Hasil produksi yang tinggi
2.1.2.4 Penghasilan
Menurut Biro Pusat Statistik (2000), yang dimaksud penghasilan adalah keseluruhan penerimaan semua anggota keluarga yang diperoleh baik berupa gaji, upah, pendapatan dari usaha rumah tangga, pendapatan lain maupun pendapatan transfer atau sisa antara penerimaan atau kiriman.
2.1.3 Sistem Penyuluhan
Pembinaan usaha budidaya ikan bandeng air tawar merupakan suatu penerapan sistem penyuluhan dalam upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap (PSK) pelaku utama dan pelaku usaha. Dalam upaya mewujudkan usaha budidaya ikan bandeng air tawar yang produktif, berdaya saing dan berkelanjutan maka diperlukan pembinaan intensif. Pembinaan usaha budidaya ikan bandeng air tawar merupakan pembinaan penguasaan teknis dan manajerial bagi kelompok usaha budidaya ikan bandeng air tawar yakni melalui kegiatan penyuluhan, pendampingan, bimbingan, dan pengawasan. Metoda penyuluhan yang diterapkan dapat bersifat individu, kelompok maupun massal.
2.3. Kondisi dan Kinerja Usaha
2.3.1. Keadaan Umum
Kabupaten Pati adalah salah satu dari 35 daerah Kabupaten / Kota di Jawa Tengah yang secara geografis terletak antara 110º 50’ - 111º 15’ Bujur Timur dan 6º 25’ - 7º Lintang Selatan. Kabupaten Pati terdiri dari daerah pantai sepanjang + 60 Km. dataran rendah berbukit - bukit sampai dengan pegunungan dengan ketinggian 0 s/d 380 M dari permukaan air laut, dengan pembagian. sebagai berikut :
• Dataran rendah berada di bagian Utara, Tengah, Timur dan sebagian kecil Barat dan Selatan.
• Daerah pegunungan berada di lereng Muria, Gunung Clering dan daerah Pati Selatan.
• Daerah tanah kritis berada di lereng Gunung Muria dan Pegunungan Kendeng.
• Daerah waduk terletak di Kecamatan Gembong di lereng Gunung Muria berfungsi sebagai penyimpan air, untuk kegiatan pertanian termasuk perikanan dan juga pariwisata.
2.3.2. Potensi dan Kinerja
2.3.2.1. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Lahan
Kabupaten Pati mempunyai potensi yang cukup besar di bidang budidaya tambak dengan komoditi andalan yaitu bandeng dan udang. Untuk budidaya tambak di Kabupaten Pati pada tahun 2008 mempunyai luas sebesar 10.604,52 Ha. Dalam waktu lima tahun terakhir ini, budidaya bandeng air tawar di Kabupaten Pati menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, baik luas lahan maupun produksinya. Adapun untuk mengetahui luas lahan, jumlah pembudidaya dan produksi bandeng air tawar dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1. Luas Lahan, Jumlah Pembudidaya dan Produksi Bandeng Air Tawar di Kabupaten Pati Tahun 2008.
No Kecamatan /
Desa Luas (Ha) Jumlah Pembudidaya (Org) Produksi
(Kg)
1 2 3 4 5
1. Kayen
Talun 162 220 388.880
2. Gabus
Wuwur 78 68 234.000
J u m l a h 220 288 612.880
2.3.2.2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Dalam usaha budidaya ikan bandeng, ketersediaan sangat menunjang untuk keberhasilan sutu kegiatan usaha budidaya pertambakan. Sarana budidaya adalahperalatan yang diperlukan langsung dalam kegiatan produksi, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang dapat menunjang kegiatan produksi
2.3.2.3. Pola Tanam
Pola Tanam adalah pola kegiatan penebaran dan pemanenan ikan bandeng yang dibudidayakan dalam kolam/ tambak selama peride tertentu. Faktor penentu dari pola tanam adalah tersedianya nener secara musiman dan air yang layak bagi kebutuhan budidaya ikan bandeng.
2.3.2.4. Kinerja Produksi
Faktor-faktor yang mendukung usaha budidaya ikan bandeng ini meliputi faktor fisik dan faktor non fisik (sosial ekonomi). Kolam/ tambak yang diusahakan haruslah dapat memberikan keuntungan dan berlangsung secara terus menerus. Lokasi yang digunakan untuk tambak ikan bandeng harus berada di tempat yang masih termasuk daerah pantai.
2.3.2.5. Kinerja Pemasaran
Peluang dan pemasaran serta kemampuan menjangkau pasar menjadi faktor penentu jumlah hasil yang dapat dipasarkan berikut dengan harga yang wajar. sehingga proporsi jumlah hasil yang dipasarkan dengan jumlah hasil yang diperoleh mencerminkan efektifitas mekanisme pasar menyerap produk yang dihasilkan oleh pembudidaya.
2.3.2.6. Kinerja Lembaga Penunjang
Ketersediaan lembaga penunjang dengan sendirinya akan mempercepat berlangsungnya perubahan ke arah positif. Selain koperasi dan bank, lembaga penunjang lain yang ada di Kecamatan Kayen yaitu kelompok pembudidaya dan penyuluh perikanan
2.3.2.7. Kinerja Penyuluhan
Kelembagaan penyuluhan perikanan di Kecamatan Kayen diselenggarakan dibawah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang penyuluhan perikanan.
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Lokasi dan Waktu
Praktek Akhir ini dilaksanakan pada semester VIII (delapan), dimulai pada tanggal19 Maret sampai dengan 19 Mei 2010 dengan lokasi di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah.
3.2. Ruang Lingkup
3.2.1. Potensi dan Kajian Usaha
Ruang lingkup potensi dan kajian usaha budidaya ikan bandeng yang di lakukan melalui pembinaan dan pemberdayaan kelompok budidaya dalam perencanaan penerapan inovasi teknologi budidaya ikan bandeng air tawar yang ada di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah meliputi : 1) sumber daya alam (SDA), 2) sumber daya manusia (SDM), 3) Teknologi.
Ruang lingkup kajian usaha budidaya ikan bandeng air tawar yang ada di Kecamatn Kayen meliputi : 1) Kajian usaha bidang ekonomi, 2) kajian usaha bidang finansial, 3) kajian usaha bidang sosial.
3.2.2. Rencana Pengembangan Usaha
Rencana pengembangan usaha budidaya ikan bandeng didasarkan atas potensi wilayah dan perkembangan teknologi yang ada di Kecamatan Kayen. Pengembangan usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi yaitu melalui penerapan inovasi teknologi.
3.2.3. Pengelolaan Aksi Penyuluhan
Ruang lingkup pengelolaan aksi penyuluhan meliputi 5 komponen. Lima komponen tersebut adalah mulai dari perencanaan penyuluhan perikanan, pelaksanaan penyuluhan, materi penyuluhan, metode dan teknik penyuluhan, dan evaluasi dan pemantauan kegiatan penyuluhan.
3.3. Tahap Pelaksanaan
3.3.1. Pengumpulan Data
Pembudidaya ikan bandeng yang ada di Kecamatan kayen terdiri dari satu kelompok besar dengan jumlah anggotanya sangat banyak yakni 230 orang. Hal ini merupakan potensi yang cukup baik tetapi agak repot dalam pengelolaan kelompok, namun dari kelompok tersebut tidak semuanya untuk dijadikan sampel. Sehingga cara pengambilan sampel menggunakan metode acak yaitu dengan mengambil beberapa orang untuk mewakili keberadaan kelompok tersebut.
3.3.2. Analisis Potensi dan Kinerja
Analisis potensi dan tingkat pemanfaatan lahan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan operasional dari keseluruhan lahan yang dimiliki oleh setiap RTP serta ketersediaan atau potensi lahan yang tersedia yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha.
3.3.3. Sintesa Strategi Kebijakan Pengembangan Usaha
Strategi pengembangan usaha budidaya ikan bandeng akan diperoleh melalui hasil analisis potensi dan kinerja usaha budidaya yang dilakukan. Rencana strategi pengembangan yang didasarkan pada tingkat penggunaan lahan tambak, pola tanam, serta teknik jaringan irigasi adalah sebagai berikut : 1) Strategi pengembangan kawasan dan peningkatan pemanfaatan lahan usaha secara bertahap dengan tetap mengacu pada luas lahan potensial. 2) Strategi penerapan teknologi yang adaptif dan berkelanjutan dengan acuan pencapaian target produksi berdasarkan lahan budidaya. 3) pembinaan intensif pada RTP dan kelompok sesuai dengan teknik manajerial RTP serta kemampuan penyediaan modal, saprodi dan pengolahan hasil.
3.3.4. Pengelolaan Aksi Penyuluhan
Program penyuluhan yang dilaksanakan didasarkan atas kebutuhan dan karakteristik sasaran dalam menunjang program pemberdayaan pelaku utama dalam kegiatan budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen. Dalam pelaksanaannya, kegiatan penyuluhan didasarkan pada pertimbangan yaitu ketentuan program strategis untuk dilaksanakan sesuai kondisi sumberdaya yang ada, kebutuhan sasaran, dan masalah yang dihadapi oleh pembudidaya. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan berupa pembinaan usaha budidaya ikan bandeng melalui pemberdayaan kelompok yang ada di Kecamtan Kayen diantaranya adalah dengan pendekatan melalui ceramah, menggunakan poster, penyebaran folder dan leaflet. Pendekatan kelompok melalui kegiatan temu lapang, diskusi kelompok, demontrasi, temu usaha dan pendekatan perorangan melalui kunjungan usaha atau kunjungan rumah.
3.4. Pengumpulan Data dan Pengambilan Contoh
3.4.1. Pengumpulan Data
3.4.1.1. Data Primer
1. Metode wawancara
Metode wawancara dilakukan terhadap responden dari pelaku utama dan pelaku usaha. Data primer yang dikumpulkan meliputi potensi lahan, prasarana budidaya, lama proses produksi, tingkat pemanfaatan saprodi, produksi dan pendapatan usaha, serta kinerja pemasaran.
2. Metode observasi
Metode observasi dilakukan terhadap prasarana budidaya, peralatan serta tata letak lahan dan jaringan irigasi dan keberadaan fasilitas pasar ikan, konflik pemanfaatan lahan, dan sumber pencemar.
3.4.1.2. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari pengumpulan data dan informasi berupa dokumen statistik wilayah, monografi dan data penunjang lainnya. Data diambil dari instansi terkait dengan kegiatan usaha budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.
3.4.2. Pengambilan contoh
3.4.2.1. Penentuan Sebaran Lokasi Contoh
Penentuan sebaran lokasi dilakukan berdasarkan potensi lahan dan produksi ikan bandeng di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Kabupaten Pati terdiri dari 21 Kecamatan, 400 desa dan 5 kelurahan.. Adapun dari sekian banyak kecamatan yang ada di Kabupaten Pati tersebut, maka Kecamatan Kayen yang dipilih sebagai lokasi Praktek Akhir.
Kecamatan Kayen itu sendiri terdiri dari 17 desa/ kelurahan yaitu : Desa Beketel, Boloagung, Brati, Durensawit, Jatiroto, Jimbaran, Kayen, Pasuruhan,Pesagi, Purwokerto, Rogomulyo, Slungkep, Srikaton, Sumbersari, Sundoluhur, Talun, Trimulyo. Dari semua desa yang ada di Kecamatan Kayen sebaran lokasi contoh terdapat di desa Talun tersebar sebagai lokasi kegiatan usaha budidaya ikan bandeng air tawar.
3.4.2.2 . Penentuan Responden
Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan teknik Random Sampling Berlapis (Stratified Random Sampling). Sampel yang diambil dari acak berlapis ini adalah dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok, kemudian diambil sampel secara acak dari kelompok tersebut.
3.4.3. Analisa Data
3.4.3.1. Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Lahan
Analisa potensi dan pemanfaatan lahan dapat diketahui dengan mengumpulkan data mengenai luas wilayah potensial untuk kegiatan perikanan terutama dalam usaha budidaya ikan bandeng. Selain itu juga harus diketahui jumlah RTP (Rumah Tangga Perikanan) yang mengusahakan budidaya ikan bandeng, luas lahan yang digunakan, dan lama proses produksi, serta pola tanam yang diterapkan.
3.4.3.2. Produksi dan Produktifitas
Analisa mengenai produksi dari satu lahan yang dihasilkan oleh suatu kegiatan usaha dapat dihitung dengan mengetahui jumlah benih yang dihasilkan pada saat panen. Sedangkan untuk mengetahui produktivitas dari suatu lahan budidaya dapat diketahui dengan menganalisa mengenai luas lahan yang digunakan untuk dan jumlah produksi yang dihasilkan setiap musim atau setiap tahun sehingga diketahui setiap Ha atau m2 lahan mampu menghasilkan benih dalam satuan ekor.
3.4.3.3. Penerimaan Pendapatan dan Kelayakan Usaha
Analisis kinerja usaha dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan usaha seperti menghitung Break Event Point, R/C ratio dan Payback Period dari kegiatan usaha tersebut.
3.4.3.4. Pemasaran Produk
Analisa mengenai pemasaran produk dapat diketahui dengan menganalisa data mengenai hasil produksi yang diperoleh oleh pembudidaya, harga produk, saluran tataniaga yang digunakan, dan jenis pemasaran yang diterapkan oleh pembudidaya.
3.4.3.5. Kinerja Kemitraan Usaha/ Lembaga Penunjang
Analisa mengenai kinerja kemitraan usaha/ lembaga penunjang yang mempengaruhi usaha budidaya ikan bandeng dapat diketahui dengan menganalisa jenis dan jumlah lembaga yang ada di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Salain itu juga dianalisa mengenai peran lembaga tersebut terhadap usaha budidaya ikan bandeng.
3.4.4. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dapat diketahui dari adanya analisis yang sudah dianalisa yaitu analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats). Adapun tahapan dalam menganalisis sebagai berikut 1) Mengidentifikasi faktor eksternal dan internal, 2) Menentukan bobot dan rating dari masing-masing item dalam setiap faktor tersebut, 3) Membuat matriks analisa SWOT, 4) dan Penetapan perioritas masalah.
Menentukan rumusan masalah dari hasil analisis SWOT dalam program penyuluhan perikanan dapat dibantu bentuk kuesioner, terdapat ada 3 jenis kuesioner, yaitu: Kuesioner teknis, Kuesioner ekonomis dan Kuesioner sosial
3.4.5. Perumusan Strategi Pengembangan Usaha
3.4.5.1. Strategi Pengembangan Usaha
Tahap ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan konsep strategi dan kebijakan operasional secara partisipatif bagi pengembangan usaha budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Untuk merumuskan konsep strategi tersebut maka dilakukan analisa SWOT pada data-data yang telah diperoleh.
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi usaha. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
Tabel 2. Matrik Analisis SWOT pada Usaha Budidaya Ikan Bandeng.
IFAS
EFAS STRENGTHS (S)
Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10 kelemahan internal
OPPORTUNIES (O)
Tentukan 5-10 peluang eksternal STRATEGI S-O
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI W-O
Ciptakan starategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
TREATHS (T)
Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal STRATEGI S-T
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI W-T
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Hasil yang diperoleh dari kerjasama antara pelaku dan pemangku kepentingan dengan lembaga terkait yaitu dapat menentukan prioritas ranking kegiatan operasional untuk pengembangan usaha budidaya ikan bandeng.
a. Penataan Pemanfaatan Lahan
Penataan pemantaatan lahan dalam penerapan Inovasi teknologi untuk usaha budidaya ikan bandeng didasarkan pada lahan atau kawasan potensial yang ada untuk usaha budidaya ikan bandeng. Ini dilakukan sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang usaha budidaya ikan bandeng air tawar yang ada di Kecamatan Kayen. Penataan pemanfaatan lahan pada suatu kawasan dilakukan secara konsisten yang didukung oleh berbagai pihak terkait khususnya pembenih ikan serta lembaga penunjang yang ada di Kecamatan Kayen.
b. Penerapan Teknologi Inovasi
Penerapan teknologi budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen berkenaan dengan proses produksi harus berdasarkan teknologi yang berwawasan lingkungan atau berkelanjutan yang bisa diterapkan oleh pembudidaya. Penerapan teknologi bisa dijadikan dasar peningkatan produksi saat ini dan menjamin keberlanjutan usaha budidaya ikan bandeng secara berkelanjutan. Penerapan inovasi teknologi dalam rangka memberdayakan kelompok usaha budidaya ikan bandeng melalui pembinaan yang dilakukan dengan memberikan contoh atau dempond dalam usaha budidaya ikan bandeng air tawar yang ada di Kecamatan Kayen
c. Bisinis Perikanan
Pemberdayaan pelaku utama budidaya ikan bandeng melalui pendekatan sistem bisnis perikanan. Dengan pendekatan bisnis perikanan pelaku utama diarahkan melalui pendekatan dari hulu ke hilir secara terpadu dengan menjalankan subsistem-subsistem bisnis perikanan mulai dari pengadaan sarana produksi, proses produksi, pasca produksi, pemasaran serta dengan adanya dukungan dari lembaga penunjang bisnis perikanan.
3.4.5.2. Perencanaan Aksi Penyuluhan
Pengelolaan aksi penyuluhan dilakukan berdasarkan analisa kebutuhan pelaku utama. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan untuk mendukung Penerapan Inovasi Teknologi melalui usaha pembinaaan serta pemberdayaan kelompok dalam kegiatan budidaya ikan bandeng air tawar di Kecamatan Kayen adalah : 1) Penanganan hama penyakit, 2) Temu lapang, 3) Temu usaha, 4) Kegiatan ajangsana, 5) Pertemuan rutin kelompok
Kegiatan penyuluhan ini dibahas mengenai budidaya ikan bandeng yang dilakukan, bertukar pengalaman antara pembudidaya yang satu dengan pembudidaya yang lain. Sasaran yang dituju yaitu kelompok pembudidaya ikan bandeng air tawar yang ada di Kecamatan Kayen. Tujuan dari kegiatan penyuluhan ini yaitu : 1) Memberikan informasi secara langsung, 2) Menemukan masalah-masalah yang dihadapi oleh sasaran, 3) Bertukar fikiran, 4) Memberikan keterampilan,
a) Perencanaan Pengembangan Usaha secara Partisipatif
Adapun kegiatan pelaksanaan program pembinaan usaha budidaya ikan bandeng terdiri dari :
a. Sosialisasi program yang dibutuhkan.
b. Pendaftaran bagi pembudidaya yang akan ikut serta dalam program yang telah ditetapkan.
c. Melakukan observasi untuk menentukan kelayakan lahan pembudidaya (tingkat keragaan prasarana atau kondisi fisik).
d. Menentukan pihak pelaksana penyuluhan perikanan.
e. Menentukan dana dan jadual opersional partisipatif.
b) Aksi Penyuluhan
Metoda dan tehnik penyuluhan yang akan ditawarkan antara lain :
a. Kunjungan pembinaan pelaku usaha sasaran perorangan dan/atau kelompok.
b. Gelar teknologi tepat guna atau pilot project untuk menguji kelayakan suatu lahan.
c. Partisipasi pada temu wicara, temu karya, temu usaha dan temu lapang.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2000. Jawa Tengah dalam Angka. Semarang.
Praptokardiyo, K. dan Wellem Muskita. 2008. Pengembangan Perikanan Budidaya. Materi Perkuliahan Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
No comments:
Post a Comment