Thursday, 13 November 2008

Budidaya Udang Sistem Tertutup


Pada dekade 80-an Indonesia merupakan sebuah Negara yang menduduki papan atas sebagai produsen udang. Dan ini merupakan tahun keemasan bagi usaha budidaya udang di tambak, bahkan pada tahun 1994 mampu mencapai angka produksi hingga > 300.000 ton/tahun. Namun sejak tahun 1997 hingga sekarang produksi udang Indonesia mengalami penurun yang tidak sedikit.

Penurunan produksi tambak tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, utamanya karena kelalaian manusia itu sendiri. Karena terbuai oleh sukses yang telah diraih kemudian manusia mengabaikan kontrol atas prinsip mikrobiologis dan proses eutrofikasi (penyuburan) lingkungan, sehingga tambak-tambak di Indonesia mulai berkurang produktivitasnya. Kondisi yang tidak disadari ini lebih diperparah oleh meledaknya tingkat infeksi penyakit virus bercak putih/White Spots Virus (WSSV) atau Systemic Ectodherma/Mesodherma/ Bacculo Virus (SEMBV) pada benih udang di tambak dan jenis-jenis krustasea liar di sekitar tambak yang selalu menyebabkan kematian massal pada udang yang dipelihara.

Oleh karenanya perlu diterapkan prinsip prinsip dasar budidaya perikanan yang sesungguhnya yaitu: melaksanakan pencegahan intrusi hama penular, hama penyaing dari jenis krustasea dan bertanggung jawab mengolah limbah yang dihasilkan. BBPBAP Jepara sebagai ujung tombak pemerintah dalam inovasi teknologi sejak awal tahun 1997 telah berusaha untuk tetap konsisten dalam mengotimalkan kemampuannya dibidang budidaya udang di tambak. Bersamaan dengan itu maka ditemukan modifikasi inovasi baru dalam paket teknologi budidaya udang di tambak dengan menerapkan sistem resirkulasi tertutup atau semi tertutup.

Budidaya udang sistem resirkulasi tertutup merupakan sistem budidaya udang dengan menggunakan kembali air pembuangan dari hasil limbah pemeliharaan udang, setelah melalui proses filtrasi pada petak-petak tandon. Filtrasi air dapat dilakukan dengan proses secara fisika, kimia dan biologis pada setiap tahapan tandon air. Penambahan air dapat dilakukan, apabila konstruksi pematang tambak banyak rembesan/bocor, tingkat porositas tanah tinggi, tingkat evapotranspirasi (penguapan air) tinggi, kondisi parameter kualitas air media pemeliharaan tidak optimal, kemelimpahan fitoplankton tinggi (transparasi rendah, di atas 20 cm), kepekatan salinitas meningkat, kondisi udang ada masalah (karena penyakit atau nafsu makan menurun).

Persyaratan
Dalam penerapan sistem tertutup perlu diperhatikan faktor-faktor yang sangat menentukan keberhasilannya, antara lain konstruksi tambak harus kedap air. Jika sebelumnya konstruksi tambak merupakan konstruksi lahan yang secara umum dipergunakan, maka diperlukan redesign konstruksi (1 unit tambak sistem tertutup terdiri dari : petak pembesaran, tandon biofilter, tandon endapan, dan tandon karantina/treatmen).
Gunakan benih bebas virus dan ukuran seragam (Ukuran > PL 12, atau tokolan). Air media pemeliharaan steril (standar air baku), menggunakan disinfektan yang mudah terurai dan resiko pencemaran zero (netral)
Hendaknya dilakukan penumbuhan fitoplankton dengan menggunakan pupuk yang tepat, dan lakukan pengendaliannya selama pemeliharaan. Gunakan pakan yang standar; Feed additive (immonostimulant) yang digunakan harus yang beresiko rendah atau yang tidak dilarang, serta terprogram. Demikian pula pengunaan probiotik, harus tepat dan terkendali. Pengelolaan air dan lumpur dilakukan secara periodik. Perlu pengendalian oksigen (minimal pagi hari > 3/5 ppm). Kendalikan pula pH serta alkalinitas harian agar tidak terjadi goncangan yang mencolok (tidak lebih dari 0,5). Hindarkan krustase liar masuk lewat air dengan menggunakan saringan yang ketat dan yang lewat darat ke tambak gunakan pagar keliling.

Konstruksi Tambak
Sistem Tertutup
Dimensi pematang yang ideal (terbuat dari tanah) untuk tambak udang adalah lebar atas antara 2,5 - 3,5 m, lebar bawah antara 7,0 - 9,0 m dan tinggi antara 1,5 - 2,0 m, kemiringan 45 - 60 derajat. Pada umumnya komoditas udang lebih menyukai dasar tambak liat– berpasir/lumpur – berpasir/ liat debu - berpasir (70 - 30 %). Pembuatan pematang tambak dapat disesuaikan dengan konstruksi dasar dan pematang, alternatif konstruksi tambak dapat terbuat dari beberapa komponen seperti tanah liat, padat dan kedap, atau biocrete (campuran semen, ijuk, bambu dan dasar plastik), maupun plastik PE, Geotextile. Bisa juga terbuat dari plastik berlapis pasir, dasar semen/concrete, batako, atau bata putih (kapur gunung).
Petak Karantina (Petak Air Baku Siap Pakai), merupakan petakan tambak yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung volume air yang mempunyai standar baku mutu air, yang nantinya digunakan sebagai suplai air pada saat penggantian/ penambahan air baru ke petak pembesaran atau petak tandon lainnya. Posisi petakan ditempatkan sebelum air disalurkan ke petak pembesaran atau petak distribusi air suplai. Volume (luas) petakan yang optimal, sama dengan yang digunakan untuk dapat mengganti air baru pada kondisi kritis, berkisar antara 30 - 50% (tergantung tingkatan teknologi yang diterapkan).
Petak/Saluran Distribusi Air, merupakan saluran/ petakan pembagi air untuk mensuplai air harian ke petak-petak pembesaran. Letak dan posisi petakan berada pada tempat yang strategis untuk mensuplai air ke petak-petak pembesaran tersebut, dengan mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi penggunaan sarana dan fasilitas tambak. Luas (volume) air yang optimal untuk petak distribusi air berkisar antara 30 - 50 % dari luas petak pembesaran. Petak ini dapat berfungsi sebagai petak karantina dengan tujuan untuk menghemat lahan, dan memiliki dwi fungsi.
Petak Pembesaran, merupakan petakan tambak yang digunakan sebagai petak pemeliharaan (pembesaran) udang dengan posisi yang umumnya berada di tengah unit tambak. Luas petak pembesaran yang optimal untuk tambak udang teknologi intensif dan super-intensif pada sistem ini berkisar antara 2.000 - 4.000 m2. Untuk tambak udang teknologi sederhana dan semi-intensif berkisar antara 5.000 - 8.000 m2. Bentuk tambak yang ideal adalah sama sisi (kubus) dengan sudut tumpul. Tujuan bentuk petakan seperti ini diharapkan dapat memudahkan dalam proses pengelolaan air dan lumpur dasar secara fisik (memudahkan pengkonsentrasian kotoran udang/lumpur ke pintu air dengan sistem central drain).
Petak/Saluran Pembuangan Air Limbah/Endapan Lumpur (ditebari biofilter)- merupakan petak/saluran pembuangan yang berasal air buangan dari petak pembesaran. Petak ini berfungsi sebagai petak pengendapan Lumpur/ limbah, dengan Posisi petakan berada di ujung pintu monik dan PVC sentral drain pembuangan air. Luas petak pembuangan air (petak pengendapan kotoran udang) pada prinsipnya adalah dapat menampung air yang dibuang dari petak pembesaran.
Petak tandon utama, merupakan petak tambak yang ditebari organisme jenis ikan predator multispecies sebagai bioscreen/biofilter guna untuk memangsa hama penular penyakit udang. Letak dan posisi petakan ditempatkan setelah dari aliran air petak pengendapan (saluran pembuangan air). Volume petakan ini sama dengan petak distribusi air suplai dengan bentuk diusahakan memanjang (2 : 1). Perbandingan petak tandon dan petak pembesaran untuk teknologi intensif dan super-intensif antara 50 - 100 % atau dengan kata lain volume tandon mampu untuk mengganti air pada petak pembesaran minimal 50 %, sedangkan untuk paket teknologi sederhana dan semi-intensif berkisar anatara 30-50%.
Petak Pengolah Limbah, ditebari berbagai jenis ikan dan biofilter lainnya dan merupakan petak pengolahan limbah yang berfungsi sebagai petak penampungan air buangan kotoran (limbah) udang, terutama air buangan limbah tambak yang bermasalah (terserang penyakit virus). Pada petak ini terlebih dahulu di-treatment baik secara kimia maupun secara biologis, dimana setelah kondisi air tersebut aman dan steril maka dapat dibuang ke laut (alam) atau saluran umum. Letak dan posisi petak ini berada dekat dengan petak pembuangan air (petak endapan air Iimbah/kotoran). Pada petak ini dapat ditanami pohon bakau (10 - 15 % dari luas petakan) sebagai probiotik alami dan ditebari organisme habitat pantai lainnya yang tidak beresiko sebagai penular penyakit. Dapat pula dengan cara men-treatment dengan bahan desinfektan seperti kaporit atau sejenisnya.
Elevasi dasar tambak terhadap saluran pembuangan (terhadap air surut terendah), merupakan suatu petakan yang memiliki elevasi dasar tambak yang standar untuk mempermudah pengelolaan air dan pembuangan lumpur/kotoran, baik secara harian maupun dalam kondisi tertentu. Kondisi elevasi tambak yang ideal akan mempermudah pula pada saat pemanenan dan persiapan lahan. Elevasi dasar tambak yang optimal yakni dasar tambak lebih tinggi dari saluran pembuangan, berkisar antara 30 - 40 cm.
Central Drain, merupakan sistem pembuangan air yang dibuat di bagian tengah-tengah petak pembesaran udang. Terbuat dari pasangan bata/batu standar (cor semen), berbentuk bulat dengan diameter tergantung kebutuhan (umumnya 2 - 3 m). Tujuannya untuk mengalirkan air ke arah saluran pembuangan, di bagian tengah lingkaran cor semen tersebut dipasang PVC ukuran 8 - 12 inchi atau buis beton diameter 20-30 cm (tergantung kebutuhan dan teknologi yang diterapkan)
Pintu Monik, merupakan model pintu pembuangan air yang terbuat dari pasangan bata/batu dan cor semen serta buis beton/gorong-gorong. Pintu pengatur berada pada pematang bagian sisi dalam, sementara buis beton pembuangan air menghadap ke saluran pembuangan air. Ukuran/dimensi pintu monik pada umumnya tergantung luas petakan dan konstruksi pematang tambak yang dioperasionalkan. Ukuran pintu monik yang sering digunakan pada tambak udang intensif adalah: lebar bukaan pintu berkisar 60 - 100 cm, tinggi 1,6 - 2,0 m, panjang 80 - 120 cm, diameter buis beton (gorong¬gorong) 60 - 80 cm, dan panjang buis beton tergantung lebar pematang bagian bawah. Bagi tambak teknologi sederhana dan semi-intensif pintu pembuangan air dapat terbuat dari pintu kayu atau PVC dengan ukuran disesuaikan kebutuhan.

Tuesday, 11 November 2008

Uhmm,,, eeewnaaakkk..

Bakso merupakan produk makanan yang sangat digemari orang mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Bentuk bakso umumnya bulat dengan ukuran sesuai permintaan pasar/konsumen. Umumnya bahan baku bakso adalah daging sapi atau kambing, tapi untuk kali ini kita akan mencoba membuat bakso dari bahan baku daging ikan.
Untuk dapat diperoleh bakso yang berkualitas dan bernilat gizi tinggi diperlukan daging ikan 80 – 90 % dari jumlah keseluruhan bahan . Jika mutu bakso bagus , bakso ikan dapat dijadikan usaha yang menarik dan cukup menguntungkan.
Untuk itu perlu diperhatikan cara memproduksi bakso yang baik, mulai dari penanganan bahan baku sampai pemasaran.

Adapun bahan yg dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. daging ikan
Daging ikan merupakan bahan utama untuk membuat bakso ikan,. Daging yang baik adalah daging ikan yang berwarna putih yang sering terdapat pada jenis-jenis ikan seperti : kakap, kerapu, tenggiri, cumang, kemang dan lain-lain. Dengan daging berwarna putih ini akan dapat diperoleh warna yang lebih menarik dari bakso.
2. Tepung tapioca
Agar baksonya terasa lezat, bertekstur bagus dan bermutu tinggi, maka jumlah tepung yang digunakan sebaiknya antara10 – 15 % dari berat daging.
3. Es
Bahan penting lainnya dalam pembuatan bakso adalah es atau air es untuk melarutkan serta mempertahankan suhu.
4. Bumbu
Bumbu yang digunakan berupa garam dapur halus, bumbu penyedap (bawang putih dan merica).
Garam diperlukan sekitar 2,5 % dan penyedap 2 % dari berat daging.


Langkah membuat Bakso Ikan yaitu :
1. Setelah tiris daging dilumatkan sambil ditambah garam dan bumbu secukupnya.
2. Setelah daging lumat dan bumbu tercampur rata dan diperoleh adonan yang homogen, tambahkan es batu 15 – 20 % dari berat daging ikan.
3. Adapun fungsi es ini adalah untuk mempertahankan suhu dan menambah air kedalam adonan.
4. Adonan yang sudah homogen dicetak berbentuk bola bakso yang siap direbus, dengan ukuran sesuai selera.
5. Bentuk bola bakso tadi direbus dalam air mendidih hingga matang, yaitu bakso diangkat jika sudah mengapung dipermukaan air.
6. Kemudian bakso ditiriskan dan didinginkan dan selanjutnya bakso siap disajikan.
Apabila ingin dipasarkan maka bakso dapat dikemas dalam kantong-kantong plastik sesuai pesanan.
7. Sebelum bakso sempat dikirim, bakso dapat disimpan pada lemari pendingin atau refrigator bersuhu 5 O C. Dengan suhu 5 O C bakso tahan sampai 32 hari. Jika untuk pengiriman jarak jauh bakso dikirim dalam bentuk beku yang disimpan dalam cold storage.

magang lagi, PKL oke !!!

Ga trasa udah sminggu lamanya gw berada di Cianjur. I Want to say "" Welcome To The Jungle, heheh,,hehehe...
Akhirnya bs jg mghirup udara luar dari skian lamanya hdup and tinggal d Azrama Cikaret trcinta.
Mgkn bs dikatakan liburan jg nie....

Emang sie,, Skarang ntu angkatan 42 Sekolah Tinggi Perikanan Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor msi dalm kegiatan Praktek Kerja Lapangan slama 22 hari. Lokasi tlah ditentukan oleh akademik, bersyukur bget gw dpet di daerah Cianjur. Lmyan ntuh bwt ngirit ongkos coz dkta sie (Bogor_cianjur dpt dtempuh dalm wktu 2 jam).
Tempat gw pkl lmyan jauh sie dr kota Cianjur, lbih tepatnya berlokasi di VEDCA jln Jangari km 14 Kec. Karang Tengah Kab. Cianjur.
Krjanya lmyan cape jg, tapi keren ko'
Yg jlaz gw betah dsni,,,
i love vedca,,
i love Cianjur,,
i love stp,,,

the last, sucsess 4 me...
bye,,bye..